Mohon tunggu...
أم الكرماء
أم الكرماء Mohon Tunggu... Lainnya - الفقيرة إلى عفو ربي

اللهم اجعل علومي نافعة

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agar Bacaanmu Lebih Mengesankan

31 Desember 2020   11:54 Diperbarui: 31 Desember 2020   12:08 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di antara kebanyakan hal yang hilang saat membaca (Al-Qur'an): tadabbur dan khusyu di dalamnya, sehingga bacaannya lambat, mentadabburi makna ayat-ayatnya dan meresapinya. Tanpa khusyu dan tadabbur merupakan pelalaian pada ibadah yang agung lagi sangat bermanfaat, yaitu tadabbur ayat Al-Qur'an. Diman hal itu aalah ruh dan inti membaca Al-Qur'an.

Oleh sebab itu, makmum secara umum memandang bahwa tempat tadabbur dalam Al-Qur'an adalah pada ayat-ayat itu saja. Bahkan yang lebih besar dari itu, bahwa sebagian orang yang sholat --dengan sebab ini- mengira bahwa Al-Qur'an al-Karim sebagai nasehat saja sehingga pemikirannya pun berpaling berpaling dari ayat-ayat rabbaniyyah dalam Al-Qur'an al-Karim yang bersifat sempurna dan indah, dia lalai dari ayat- ayat kisah dan kandungannya berupa ibrah dan pelajaran. Dia lupa akan ayat-ayat yang berbicara tentang nikmat-nikmat Allah dan kebahagiaan kepada hambaNYA, dan banyak lagi yang lainnya.

Sebab-sebab:
PERTAMA: KETERBATASAN ILMU MENGENAI URGENSI IBADAH TADABBUR SAAT MEMBACA AL-QU'AN AL-KARIM.
Definisi tadabbur: Ibnu Qoyyim berkata, tadabbur yaitu penajaman pandangan hati kepada makna- maknanya, dan pemutasan pikiran untuk mentaabburinya dan memahaminya. Hal ini merupakan maksud diturunkannya al-Qur'an bukan sekeder membacanya tanpa memahami dan mentadabburinya. Allah berfirman yang artinya;

"Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNYA dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran." (QS. SHOD [38]: 29).

Urgansi taabbur:
-Meninggalkan tadabbur sama halnya mencabut krbaikan bacaan.
-Tanpa tadabbur al-Qur'an termasuk salah satu bentuk meniggalkan al-Qur'an.
-Tidak tadabbur berarti meninggalkan tujuan yang agung dari membaca al-Qur'an.
-Tadabbur merupakan obat hati yang ampuh.
-Sesungguhnya al-Qur'an merupakan buah hafalan al-Qur'an yang suci dan paling baik.
-Tadabbur membuat hati hidup dan jauh dari kelalaian.
Salah Satu Contoh Dari Tadabbur Ayat- Ayat Qur'ani (Selain Ayat Surga Dan Neraka):
Tadabbur ayat yang mengandung yang mengandung kesungguhan dalam ketundukan dan merendahkan diri kepada Allah, serta mengadu kepadaNYA: Abdullah bin Syaddad berksta: Aku mendengar suara tangisan Umar padahal aku berada di barisan akhir, saat dia membaca:

"Ya'qub menjawab: "Sesunnguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. YUSUF [12] 86)
KEDUA: DANGKALNYA ILMU TENTANG MAKNA-MAKNA DAN PETUNJUK-PETUNJUK DARI AYAT AL-QU'AN AL-KARIM.
a.Penjelasan urgesi pemahaman makna dan petunjuk ayat al-Qur'an al-Karim:
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata mengenai firman Allah:

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an? Kalau kiranya al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. AN-NISA [04]: 82)
Tadabbur firman Allah tanpa memahami maknanya tidak akan mungkin. Oleh karena itu Allah berfirman:

"Sesungguhnya kami menurunkannya berupa al-Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya." (QS. YUSUF [04] 2)
b.Hal yang dapat membantu untuk memahami petunjuk ayat-ayat al-Qur'an:
1.Membaca buku-buku tafsir.
2.Memamdang dan memahami petunjuk pada setiap ayat.
3.Kebeningan hati dan kesuciannya dari penyakit yang nampak dan tersembunyi.
4.Anggapan seolah ayat turun untuk sang pembaca dan menunjuk jiwanya sebagi yang dimaksud pada setiap ayat celaan dan hinaan, dan tidak merekomendasikan dirinya pada ayat-ayat pujian dan sanjungan.
5.Memunculkan persaan pembaca al-Qur'an bahwa dia membaca firman Allah dan dia sedang bermunajat kepada Robbnya dll.
KETIGA: TERGESA-GESA DALAM MEMBACA AL-QUR'AN UNTUK MEREALISASIKAN KEINGINAN JAMA'AH DALAM MENGHATAMKAN AL-QUR'AN SELAMA BULAN RAMADHAN
Sesungguhnya hal ini melalaikan terhadap mukjizat al-Qur'an, dan meninggalkan penggerak utama dari penggerak hati, sebagaimana perkataan Ibnu Mas'ud: jangan kalian membaca al-Qur'an dengan lantunan seperti membaca sya'ir, dan janganlah kalian membacanya seperti orang yang menghamburkan kurma. Berhentilah kalian pada keajaibannya, dan gerakkanlah hati kalian dengan sebabnya. Janganlah salah seorang dari kalian menjadikan tujuannya hanya menyelesaikan akhir surat.
Hasan al-Basri berkata: Wahai anak Adam..bagaimana hatimu bisa jadi lembu, kalau perhatianmu hanya pada akhir surat?!
Ketergesa-gesaan dalam membaca al-Qur'an berarti meninggalkan satu perintah dari perintah-perintah Allah yakni tartil dalam membaca dan mentadabbur maknanya. Ketergesaan membuat pembacanya lalai, padahal dia sedang dalam ibadah tilawah dan ibadah seharusnya tidak dilakukan dengan kelalaian.
Dalam ketergesa-gesaan seorang imam akan melewatkan manfaat bagi orang yang sholat dibelakangnya,dan hal itu adalah tugas yang paling baginya. Syekh Abdul Ajiz bin Bazz mengisyaratkan perkataan yang berharga bag para imam sholat, beliau berkata: bukan sebuah hal penting --bagi imam- untuk menghatamkan al-Qur'an. Akan tetapi hal yang paling penting adalah memberi manfaat bagi manusia dalam sholatnya, khusyunya dan bacannya hingga mereka dapat mengambil faidah dan tuma'ninah karena perhatiannya kepada manusia dan semangatnya untuk khusyu' dan memberi faidah kepada mereka lebih penting daripada menghatamkan al-Qur'an.
Itulah berbagai hal yang dapat menjadikan bacaanmu lebih mengesankan, dan hal yang sangat penting dalam ibadah dan membaca al-Qur'an adalah ibadah adalah selalu mengantongi ikhlas dan memperbaharui niat, serta jauh dari penyakit ujub.
Antusiaslah wahai saudaraku semoga Allah menjagamu untuk menyembunyiakan tangisanmu. Imam Hasan al-Basri berkata: apabiala seorang duduk dalam majlis lalu perasaannya mendahuluinya (untuk menangis), dia akan berusaha menahannya apabila dia dikalahkan gemuruh dadanya, maka dia berdiri (guna menghindari perhatian orang padanya).
Apabila engkau melihat para makmum di belakangmu tidak terkesan dengan bacaanmu, maka jangan menuduh hati mereka, akan tetapi evaluasi niat dan tujuan mu.

Rangkuman Kitab
Judul Asli            : Hatta Takuna Tilawatuka Muatsiroh
Penulis                 : Manshur Muhammad Al-Muqrin
Judul Indonesia  : Agar Bacaanmu Lebih Mengesankan
Penerjemah         : Syaeful Rohim, M.A.
Tebal halaman    : 32

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun