Mohon tunggu...
Moch Soim
Moch Soim Mohon Tunggu... wiraswasta -

Proses belajar masih terus berjalan tanpa henti dengan Memelihara tradisi Lama Yang Toleransi Dan Mengadopsi Masa Kini Yang Lebih Rapi....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Internasional Belum Tentu Bermoral

23 April 2014   23:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berbicara masalah pendidikan sebenarnya juga membicarakan tentang masalah masa depan bangsa ini, semakin bagus pendidikannya maka semakin bagus pengetahuan masyarakat kita, semakin banyak masyarakat kita yang berpendidikan dan berpengetahuan juga akan memberikan dampak positif buat bangsa ini, karna bukan hanya menjadikan bangsa ini semakin baik tetapi secara ekonomi pendidikan juga memiliki andil pengaruh yang sangat besar merubah taraf kehidupan masyarakat kita, dan ini juga sejalan dengan UUD 45; antara lain menyatakan bahwa setiap warganegara berhak mendapat pendidikan, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan negara wajib membiayainya.

Mencuatnya kasus pelecehan seksual di JIS (Jakarta International Scool) membuat masyarakat kita menjadi sadar betapa mencari sekolah untuk memberikan pendidikan kepada putra-putrinya dengan memasukkan ke pendidikan yang bertaraf internasional tidak menjamin para guru pengajarnya memiliki perilaku yang baik dan bermoral, Indonesia sebagai Negara yang menjunjung tinggi akhlakul karimah memberikan pelajaran etika adalah merupakan keharusan yang tidak bisa di tawar-tawar, dan ini tidak akan di dapatkan dari guru yang mengajar di sekalaoh yang bertaraf internasional sekalipun, apalagi jika gurunya adalah bule-bule yang tidak pernah diajari pendidikan moral di negaranya sebagaimana pendidikan moral atau akhlakul karimah di setiap pendidikan di Indonesia.

Sekolah yang bertaraf internasional seperti JIS ternyata pernah memiliki guru yang menjadi buronan FBI dan mengajar di JIS selama sepuluh tahun, lalu pendidikan apa yang kita harapkan untuk anak-anak kita jika pendidiknya saja sudah memiliki prilaku yang tidak normal, padahal seorang guru adalah titik sentral dari proses belajar mengajar di lembaga pendidikan, sehebat apapun guru jika dia tidak memiliki nilai-nilai moral yang ada pada dirinya maka saat mentranfer ilmunya kepada anak didiknya tidak akan dapat di tangkap dengan sempurna, disinilah mengapa pendidik atau guru tidak hanya di tuntut pintar saja, tetapi juga bermoral dan sekaligus menjadi suri tauladan buat anak didiknya serta tauladan bagi masyarakt disekitarnya, dari sini dapat kita ketahui bagaimana lembaga pendidikan dan para pendidiknya menjadi tauladan kepada para murid dan masyarakatnya jika pendidikan tersebut tertutup dari akses orang-orang disekitarnya, sehingga hal ini menimbulkan kesan exclusivitas pendidikan dan menyeramkan dan tidak adanya kontrol dari masyarakat, sehingga jika ada penyalahgunaan lembaga pendidikan dapat segera terpantau.

Selama ini pendidikan etika di sekolah-sekolah kita sudah tidak diperhatikan lagi, dan memiliki porsi yang sedikit jika dibandingkan dengan pelajaran lainnya, dan terkesan pendidikan moral dan etika hanya menjadi pelengkap saja, padahalan pendidikan moral ini dapat membendung perikalu-perilaku negative yang dapat menyerang para murid, seperti tawuran antar pelajar, penyalah gunaan narkoba dll.

Jika pendidikan bisa memberikan pendidikan etika di setiap kelas makan lembaga pendidikan tidak hanya melahirkan orang-orang yang cerdas tapi juga bermoral dan beretika, dan inilah yang diharapkan orang tua muridnya. Wallahua’lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun