Mohon tunggu...
Yulianto
Yulianto Mohon Tunggu... Penerjemah - Menulis saja

Menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

#JanganMudikDulu: Jangan Sampai Nikmat Sesaat, tapi Menyesal Kemudian!

21 Mei 2020   23:42 Diperbarui: 21 Mei 2020   23:43 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (pikiran-rakyat.com)

Hari raya Idul Fitri tinggal sebentar lagi. Bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat, mencicipi beraneka ragam hidangan khas lebaran lalu melihat keceriaan anak-anak yang mendapatkan angpao lebaran adalah beberapa momen yang membuat hari raya Idul Fitri selalu dinanti.

Sayangnya, hari raya Idul Fitri tahun ini pasti akan terasa berbeda, khususnya bagi mereka yang sedang dalam perantauan dan jauh dari keluarga. Sebagaimana kebijakan pemerintah yang melarang masyarakat untuk mudik pada lebaran tahun ini, maka para perantau pun terpaksa harus gigit jari sebab tak bisa berkumpul bersama keluarga dan orang terkasih pada lebaran tahun ini karena tak bisa mudik.

Tentu kondisi ini pasti terasa amat berat bagi para perantau, apalagi bagi mereka yang sudah merantau cukup lama dan punya rencana mudik jauh sebelum Virus Corona menyerang. Pasti ada perasaan kecewa di dalam hati. Tetapi, di balik kebijakan pemerintah yang melarang mudik tersebut, tentu ada alasan yang tepat.

Jika melihat kondisi saat ini, pandemi Covid-19 memang bukanlah persoalan yang sepele. Efek yang ditimbulkan jika terkena virus ini bisa mengancam nyawa serta penyebarannya juga sangat cepat, wajar saja jika kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi pergerakan manusia, termasuk dalam hal ini larangan mudik.

Bisa kita saksikan di berbagai media, setiap hari jumlah kasus positif Covid-19 selalu meningkat. Jumlah korban yang meninggal akibat virus ini pun sudah mencapai ribuan orang. Tentu kita tak ingin salah satu dari anggota keluarga yang kita cintai masuk ke dalam daftar- tersebut.

Memang bukanlah perkara yang mudah menahan rindu berkumpul bersama keluarga di hari raya. Tetapi sebelum terbersit di pikiran teman-teman perantau untuk mengabaikan larangan pemerintah untuk tak mudik tahun ini. Pikirkanlah dulu resiko yang mungkin bisa terjadi jika teman-teman perantau nekat mudik tahun ini.

Pertama, teman-teman punya resiko untuk menularkan virus covid-19 kepada keluarga. Mungkin saja saat ini teman-teman merasa sedang dalam kondisi sehat dan menganggap diri bebas dari virus tersebut. Tetapi tak ada yang bisa menjamin hal tersebut benar. Apalagi jika teman-teman belum pernah sama sekali melakukan tes Covid-19.

Sebagaimana pemaparan para ahli di berbagai media, seseorang bisa saja terjangkit virus Covid-19 tanpa merasakan gejala apa-apa. Dan orang-orang seperti ini malah lebih berbahaya sebab mereka bisa menularkan virus tersebut tanpa mereka sadari. Kemungkinan ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk teman-teman perantau. Terlebih jika kalian tinggal di wilayah berzona merah.

Maka daripada mengambil resiko menularkan virus tersebut kepada keluarga. Marilah tahan rindu itu sejenak, lagipula masih ada cara lain untuk bersilaturahmi dengan keluarga di hari lebaran tanpa mudik, misalnya silaturahmi lewat panggilan video.

Kedua, pemerintah akan menetapkan denda bagi siapa saja yang nekat mudik tahun ini. Saat ini untuk memastikan kebijakan pemerintah tentang larangan mudik benar-benar dipatuhi oleh masyarakat. Pemerintah melalui aparat berwajib telah melakukan pemeriksaan ketat di berbagai jalur mudik, baik jalan raya hingga pelabuhan. Selain itu, pemerintah juga akan menetapkan denda. Dendanya pun tak main-main, yaitu kurungan penjara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun