Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi hampir seluruh umat manusia di dunia. Akibat dari pandemi Covid-19 yang menyerang beberapa negara di dunia, seluruh aktivitas manusia terpaksa terhenti sementara demi menghindari penyebaran Covid-19. Berbagai kesulitan pun muncul setelahnya.
Hal itu pun turut dirasakan masyarakat Indonesia. Khusus di Nusantara, tahun 2020 menjadi tahun ujian kesabaran bagi penganut dua agama resmi di Indonesia, yaitu umat Islam dan Buddha. Bagaimana tidak? dua momen penting bagi kedua umat agama tersebut, yakni Ramadan dan Waisak terpaksa harus dilakukan secara sederha dan seadanya akibat pandemi covid-19.
Di akhir bulan April kemarin, umat muslim di Indonesia memasuki salah satu bulan penting dalam kalender Islam, yaitu bulan Ramadan. Biasanya di bulan ini, umat Islam berbondong-bondong meramaikan masjid dengan berbagai aktivitas ibadah. Akibat dari wabah Covid-19, seluruh ibadah yang biasanya dilakukan di Masjid terpaksa harus dilakukan di rumah masing-masing.
Sementara di awal bulan Mei beberapa waktu yang lalu, umat Buddha juga harusnya merayakan hari suci agamanya yaitu Waisak. Akibar dari pandemi Covid-19, Â perayaan Hari Trisuci Waisak tahun ini juga terasa sangat berbeda. Jika biasanya di tahun-tahun sebelumnya, umat Buddha Indonesia memenuhi Candi Borobudur di Magelang di hari Waisak. Tahun ini sesuai arahan dari Kementerian Agama, seluruh kegiatan beribadah pun terpaksa harus dilakukan di rumah saja. Hal ini tentu terasa berat bagi kedua penganut agama tersebut. Beruntungnya meskipun berat, keduanya tetap menjalankan arahan dari pemerintah dengan sebaik-baiknya.
Walaupun momen penting bagi kedua agama besar di Indonesa itu terpaksa harus dilaksanakan dalam kondisi yang berbeda di tahun ini. Nyatanya, hal itu tak lantas mengurangi kekhusyukan kedua umat beragama dalam merayakan hari suci agamanya masing-masing. Meskipun hanya dilakukan sederhana saja, keduanya tetap khusyuk melaksanakan ibadahnya masing-masing.
Sikap tetap bersemangat dalam beribadah bagaimana pun kondisinya yang ditunjukkan kedua umat ini pun seolah menjadi pesan positif bagi Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Bahwa meskipun kondisi sekarang sedang sulit akibat Covid-19, hal itu tak membuat kedua umat beragama jauh dari Tuhannya.
Menjaga kedekatan dengan Tuhan di tengah situasi sulit seperti ini tentu sangatlah penting dilakukan. Hal itu dapat membawa ketenangan bagi orang yang melakukannya. Selain itu, dengan tetap berusaha dekat dengan Tuhan, akan tumbuh harapan dan rasa percaya di dalam diri bahwa kondisi sulit ini akan segera dapat teratasi.
Selain semangat beribadah yang tetap dijaga oleh kedua umat beragama di atas. Hal positif lainnya yang ditunjukkan dalam perayaan momen penting di dua agama tersebut adalah upaya untuk meningkatkan kepeduliaan sosial di tengah kesulitan yang dihadapi masyarakat Indonesia akibat Covid-19.
Sebagaimana tema yang diusung oleh umat Buddha dalam perayaan Waisak tahun ini yaitu "Dengan kesadaran Dhamma kita tingkatkan kepedulian sosial demi keutuhan bangsa'. Melalui tema tersebut, ada upaya untuk mendorong seluruh masyarakat Indonesia umumnya dan umat Buddha khususnya untuk meningkatkan sikap saling tolong menolong di tengah pandemi ini. Di bulan Ramadan tahun ini, umat Islam pun melalui organisai-organisasi masyarakat di dalamnya juga tak henti-hentinya menggalakan berbagai kegiatan sosial dengan tujuan membantu orang-orang yang kesulitan di tengah pandemi ini. Â
Dua sikap yang ditunjukkan kedua umat tersebut membuat kita optimis bahwa bagaimanapun sulitnya keadaan yang dihadapi bangsa ini, warga Indonesia akan tetap baik-baik saja. Pada akhirnya, umat beragama yang senantiasa menjalankan ajaran agamanya dengan sebaik-baiknya adalah salah satu aset penting yang dimiliki oleh bangsa ini. Sebab aset inilah yang kelak akan membantu bangsa ini menghadapi berbagai kesulitan di masa yang akan datang.