Sebagai makhluk sosial, manusia tak lepas dari interaksi dengan sesama manusia di hidupnya. Interaksi itu kemudian membentuk hubungan di antara manusia. Motif dari hubungan tersebut pun berbeda-beda, ada yang didasarkan pada ketertarikan antar lawan jenis (hubungan asmara), ada yang berlandaskan keuntugan (hubungan kerja), ada yang didasari kepentingan (hubungan politik), ada yang karena perhatian (hubungan pertemanan) dan ada juga yang disebabkan karena pertalian sedarah (hubungan keluarga).
Apapun motif seseorang dalam membina suatu hubungan, pada akhirnya kebahagiaan merupakan salah satu tujuan dari terciptanya hubungan itu. Namun, kadangkala tanpa disadari dalam menjalin suatu hubungan, seseorang luput mengamati pola hubungan yang sedang mereka jalin. Kapan pola hubungan itu sehat atau sebaliknya, bermasalah. Penting bagi orang-orang mengetahui kapan pola hubungannya sedang bermasalah, khususnya dalam hubungan keluarga.
Pola hubungan yang sehat dalam sebuah keluarga akan membawa dampak postif bagi keturunan/anak-anak di keluarga tersebut. Sebaliknya, hubungan yang bermasalah akan memberi dampak negatif bagi anak-anak. Lantas bagaimana cara mengetahui suatu hubugan berjalan sehat atau tidak?. Salah satu intrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan memahami Segitiga Drama Karpman (Karpman Drama Triangle)
Segitiga Drama Karpman (Karpman Drama Triangle)
![Sumber: fempositive.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/14/fempositive-com-5af8892aab12ae10d17df882.jpg?t=o&v=770)
Segiiga Karpman merupakan model hubungan dimana seseorang memanipulasi orang lain dan bergantung pada orang lain. Tidak ada kebahagiaan dalam model hubungan seperti ini. Di dalam segitiga ini, terdapat 2-3 orang bahkan lebih yang memainkan peran di dalamnya. Ada 3 peran yang dimainkan melalui Segitiga Karpman, yaitu korban (Victim), penganiaya/pembully (Persequtor) dan penyelamat (Resquer). Masing-masing orang di dalam Segitiga Karpman memainkan peran ini bergantian terus menerus. Satu hal yang tak berubah di dalam Segigtiga Karpman adalah semua orang yang terlibat di dalamnya adalah manipulator, mereka tidak hanya menyakiti dirinya sendiri, orang lain, orang terdekat bahkan juga menyakiti orang yang disayanginya.
Bagi seorang korban, hidup hanyalah tentang kesakitan dan penderitaan. Setiap orang dianggap tidak adil, korban selalu tak mampu menghadapi dunia yang kejam. Ia mudah merasa takut, gampang  tersinggung serta pengeluh. Dia suka cemburu dan iri. Ia kekurangan waktu, kekuatan, dan keinginan untuk meningkatkan kehidupannya. Korban selalu takut akan kehidupan dan hanya membayangkan sesuatu yang buruk dari dirinya.
Penganiaya/pembully adalah mereka yang berpikir bahwa hidup adalah musuh dan sumber dari semua masalah. Seorang penganiaya adalah orang yang keras, menjengkelkan, pemarah, dan penakut. Dia tidak dapat melupakan pertengkaran di masa lalu dan selalu memprediksi masalah yang akan datang di masa depan. Orang ini suka mengendalikan dan mengkritik orang terdekatnya, selalu merasakan beban tanggung jawab yang sangat berat di pundaknya dan menjadi terbebani oleh itu.
Seorang penyelamat adalah mereka yang merasa kasihan pada korban dan marah terhadap seorang penganiaya. Dia merasa dirinya lebih penting daripada orang lain dan bangga dengan misinya yang tinggi, yaitu seolah-olah menjadi penyelamat bagi orang lain. Namun, penyelamat tidak menyelamatkan siapapun karena tak ada seorang pun yang memintanya melakukannya. Anggapan penyelamat bahwa dirinya penting adalah ilusi. Ia hanya bertujuan untuk mencapai penegasan diri, bukan untuk memberikan bantuan sebenarnya kepada siapa pun.
Cara Kerja Segitiga Karpman
Seorang penganiaya tidak dapat meninggalkan korban sendirian, dia selalu mengkritik dan menekan korban. Seorang korban berusaha keras menghadapinya kadang disertai rengekan. Seorang penyelamat memberi penghiburan dan memberi saran serta menyediakan pundak untuk bersandar. Peran ini dimainkan bergantian dari waktu ke waktu.