Mohon tunggu...
Yulianto
Yulianto Mohon Tunggu... Penerjemah - Menulis saja

Menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Media Memanipulasi Opini Anda

11 Mei 2018   03:03 Diperbarui: 11 Mei 2018   03:31 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era digitalisasi, laju arus informasi kian tak terbendung. Jika dahulu kita hanya punya media konvensional seperti media cetak dalam memnuhi kebutuhan informasi yang aksesnya terbatas. Kini pemenuhan kebutuhan informasi sudah jauh lebih mudah. Saat ini media dalam jaringan dan media sosial merupakan primadona bagi masyarakat dalam mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan. 

Semakin maraknya media daring dan medsos tak hanya memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama dalam hal kemudahan memperoleh informasi. Namun, bertebarannya media daring dan medsos juga membawa kekhawatiran akan semakin mudahnya penyebaran berita bohong di masyarakat yang dapat menggiring opini masyarakat kepada kepentingan tertantu oleh pihak yang tak bertanggungjawab.

Sebagai generasi yang tumbuh di era smartphone, masyarakat juga dituntut untuk memiliki kemampuan smart think terutama dalam menganalisa berbagai informasi yang diperoleh dari media daring dan media sosial. 

Telah hampir 30 tahun berlalu ketika seorang intelektual terkemuka, Noam Chomsky menulis tentang strategi manipulasi yang digunakan oleh media. Sebagai bahan pelajaran bagi kita semua termasuk saya, berikut ini adalah beberapa cara yang digunakan media untuk memanipulasi opini masyarakat.

Menciptakan pengalihan

Ilustrasi: vaznuenews/vk.com
Ilustrasi: vaznuenews/vk.com
Menciptakan pengalihan adalah strategi favorit yang digunakan oleh media untuk memanipulasi opini masyarakat. Informasi penting yang sebenarnya perlu atensi dari masyarakat seringkali ditutupi oleh pemberitaan secara masif perihal berita yang tak penting. 

Pengalihan isu, begitu masyarakat sering menyebutnya. Orang tak akan bisa menemukan yang mana permata di antara tumpukan kerikil. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan bagi masyarakat dalam memilah informasi atau berita mana yang penting untuk diikuti.

Membersar-besarkan suatu masalah

Ilustrasi: depositphotos
Ilustrasi: depositphotos
Terkadang berita yang dibesar-besarkan atau dilebih-lebhikan menyebabkan reaksi yang sangat serius terhadap masyarakat. Misalnya, Pada tahun 2016, NASA menerbitkan sebuah artikel yang mengatakan bahwa astrologi itu ilmiah. Zodiak akan mengubah posisi mereka. Seperti Virgo akan menjadi Leo. 

Dunia internasional lantas menyajikan informasi tersebut sebagai sebuah penemuan ilmiah dan mengklaim bahwa 80% orang harus mengubah zodiak mereka. Artikel tersebut menyebar begitu cepat sehingga NASA terpaksa harus mempublikasikan sebuah klasrifikasi. Begitulah media, ketika sebuah informasi diberitakan atau disebarkan secara masif tanpa menimbang urgensi informasi tersebut terlebih dahulu maka perhatian masyarakat akan tertuju pada informasi tersebut.

Strategi "Bertahap"

Ilustrasi: brighside.me
Ilustrasi: brighside.me
Untuk membentuk opini tertentu, biasanya media menyebarkan suatu informasi secara bertahap. Strategi ini biasanya digunakan untuk membentuk gambaran tentang seseorang (tokoh, public figure), produk, atau acara. Misalnya, di beberapa negara, hanya merek makanan tertentu yang diiklan secara bertahap. Lambat laun, masyarakat akan mengenal produk makan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun