Pernah mengeluarkan kata sumpah serapah karena tersulut emosi? Pernah juga berkelahi sebab suatu hal lantaran tak mampu menahan amarah? Atau masih ingat dengan kejadian kiper Juventus, Gianluigi Buffon yang tak bisa mengendalikan diri dan memaki wasit di laga semifinal Liga Champions yang berujung kartu merah?
Seringkali di dalam keseharian hidup manusia akibat dari ketidakmampuan untuk menahan tekanan stres yang tinggi misalnya dalam pekerjaan, hubungan, serta dalam memenuhi kebutuhan hidup membuat seseorang menghasilkan perilaku emosional yang tak terkendali seperti memaki, melakukan tindakan fisik, parno. atau debat kusir, misalnya. Biasanya perilaku impulsif tersebut akan diringi perasaan menyesal setelahnya. Mengapa saya sampai melakukan itu?
Pertanyaan semacam itu seringkali terbersit di dalam hati setelah melakukan tindakan di luar kendali atau di luar logika akibat tersulut emosi. Tetapi apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang yang biasanya dikenal sabar dapat tiba-tiba berperilaku di luar ekpektasi ketika tersulut amarahnya? Jawabannya berada di otak manusia.
Otak manusia merupakan pusat kontrol manusia. Ia bekerja secara rumit sekaligus unik. Semua pola perilaku hingga gerak tubuh manusia dikendalikan melalui otak. Tak terkecuali emosi manusia, seperti rasa takut, sedih, kenangan atau bahagia semuanya dikendalikan melalui otak. Respons tiba-tiba yang tak terkendali ketika seseorang merasakan emosi yang kuat, seperti rasa takut, stres juga tak lepas dari mekanisme otak manusia.Â
Sayangnya, tidak semua dari respons tiba-tiba tersebut memberikan dampak positif bagi manusa. Kadangkala ia malah memberikan efek buruk bagi manusia.
Agar tak membuat malu dan menyesal atas perilaku impulsif tersebut sebaiknya kita sedikit memahami cara kerja otak manusia terutama terkait respons tiba-tiba yang berlebihan.
Pembajakan Amygdala (Amygdala Hijack)
Istilah tersebut merujuk kepada sebuah respons tiba-tiba di luar kesadaran manusia yang dipicu oleh dorongan emosional yang kuat. Misalnya, ketika tangan kita tersulut api maka dengan reflek kita akan menjauhkan tangan tersebut dari sumber api. Tindakan menjauhi api merupakan bentuk pembajakan yang dilakukan amigdala dalam otak manusia.
Amigdala merupakan bagian dari sistem limbik di dalam otak manusia. Sistem limbik sendiri adalah bagian otak yang berhubungan dengan tiga fungsi utama, yaitu emosi, kenangan, dan gairah (stimulasi).
Amigdala bertanggung jawab untuk mempersiapkan tubuh dalam situasi darurat, seperti sedang kaget, dan untuk menyimpan kenangan/peristiwa.