Mohon tunggu...
Asshalintang Ersandi
Asshalintang Ersandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif S1 Rekayasa Nanoteknologi di Universitas Airlangga

Memiliki kepribadian ESTP. Selalu termotivasi untuk mencoba hal baru, berpikir kritis dan kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inovasi Berkelanjutan dalam Produksi Pakaian: Mengintegrasikan Nanopartikel melalui Rekayasa Sintesis untuk Kain yang Lebih Ramah Lingkungan

8 Mei 2024   16:20 Diperbarui: 8 Mei 2024   16:27 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Industri pakaian telah menjadi salah satu sektor yang terus berkembang, melayani kebutuhan mendesak manusia akan pakaian sehari-hari serta tren mode yang selalu berubah. Namun, dalam upaya memenuhi permintaan yang terus meningkat, industri tekstil sering kali menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan. Mulai dari penggunaan bahan kimia berbahaya dalam pewarnaan tekstil hingga limbah yang dihasilkan selama proses produksi, industri ini telah menjadi salah satu penyumbang utama polusi air, udara, dan tanah. Di tengah kesadaran global akan perlunya keberlanjutan, inovasi dalam produksi pakaian menjadi semakin mendesak.

Pentingnya inovasi tidak hanya terkait dengan aspek kreatif dan desain, tetapi juga dengan penemuan solusi yang lebih ramah lingkungan. Industri tekstil dihadapkan pada tugas besar untuk mengeksplorasi metode produksi yang lebih berkelanjutan tanpa mengorbankan kualitas dan performa produk. Salah satu solusi yang menarik perhatian adalah penggunaan nanopartikel melalui rekayasa sintesis. Konsep ini menawarkan potensi besar untuk menghasilkan kain yang lebih ramah lingkungan dengan kinerja yang unggul. Dengan memahami lebih dalam tentang nanopartikel dan kemampuannya untuk diintegrasikan dalam produksi tekstil, industri pakaian dapat mengambil langkah besar menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Nanopartikel, seperti namanya, adalah partikel yang sangat kecil, berukuran antara 1 hingga 100 nanometer dalam diameter. Mereka terdiri dari berbagai bahan, termasuk logam, oksida, polimer, dan lainnya. Jenis-jenis nanopartikel yang umum digunakan dalam industri pakaian meliputi nanopartikel perak, titanium dioksida, dan nanopartikel silika. Nanopartikel telah menjadi bagian integral dari inovasi di industri pakaian. Salah satu peran utamanya adalah meningkatkan kinerja dan keunggulan kain. Misalnya, nanopartikel perak telah terbukti memiliki sifat antibakteri yang kuat, yang menjadikannya pilihan populer untuk kain olahraga dan pakaian medis. Nanopartikel juga dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan terhadap air, ketahanan terhadap sinar UV, dan bahkan memberikan sifat tahan api pada kain.

Selain itu, nanopartikel juga memungkinkan produksi kain dengan berbagai tekstur dan tampilan yang unik. Mereka dapat digunakan dalam pembuatan kain yang lebih lembut, lebih kuat, dan lebih elastis. Penggunaan nanopartikel dalam proses pewarnaan kain juga dapat menghasilkan warna yang lebih tahan lama dan intens. Integrasi nanopartikel dalam produksi pakaian juga memiliki dampak positif terhadap keberlanjutan lingkungan. Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuan untuk mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses produksi tekstil. Misalnya, penggunaan nanopartikel perak sebagai agen antibakteri dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia antimikroba yang umumnya digunakan dalam industri tekstil.

Studi kasus menunjukkan bahwa penggunaan nanopartikel dalam produksi pakaian telah menghasilkan produk yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan tekstil telah berhasil mengintegrasikan nanopartikel perak dalam serat kain mereka, menghasilkan pakaian yang tidak hanya lebih bersih dan lebih tahan lama, tetapi juga membutuhkan less less frekuensi pencucian, mengurangi penggunaan air dan deterjen. Hal ini sejalan dengan tujuan global untuk mengurangi jejak lingkungan dari industri pakaian.

Mengadopsi teknologi nanopartikel dalam industri pakaian juga tidaklah tanpa tantangan. Salah satu tantangannya adalah pengembangan proses produksi yang efisien dan ramah lingkungan untuk sintesis nanopartikel. Proses produksi nanopartikel yang tidak tepat dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan kesehatan manusia. Namun, terdapat peluang besar untuk pengembangan lebih lanjut dan peningkatan keberlanjutan industri pakaian melalui integrasi nanopartikel. Penelitian dan inovasi terus dilakukan untuk mengembangkan nanopartikel yang lebih ramah lingkungan dan efisien dalam produksi. Selain itu, penggunaan nanopartikel dalam produksi pakaian juga membuka peluang baru untuk kolaborasi antara industri tekstil dan sektor lain, seperti teknologi informasi dan ilmu pengetahuan material, untuk menciptakan produk-produk yang inovatif dan berkelanjutan secara keseluruhan.

Penekanan kembali pada pentingnya inovasi berkelanjutan dalam industri pakaian menjadi sebuah urgensi yang tak terbantahkan di era saat ini. Dengan tantangan lingkungan yang semakin mendesak, industri tekstil telah menjadi sasaran kritis dalam upaya global untuk mencapai keberlanjutan. Dalam konteks ini, integrasi nanopartikel melalui rekayasa sintesis menawarkan solusi revolusioner dengan potensi besar untuk menghasilkan kain yang lebih ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan teknologi ini, kita dapat meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi limbah, dan bahkan menghasilkan produk akhir yang lebih tahan lama dan mudah didaur ulang. Kesimpulan ini membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi industri pakaian, di mana inovasi tidak hanya dianggap sebagai kebutuhan, tetapi juga sebagai kunci keberlanjutan. Namun, tantangan yang dihadapi tidak boleh diabaikan, dan ajakan untuk terus mengembangkan teknologi ini harus diikuti dengan komitmen nyata untuk penelitian, investasi, dan kerja sama lintas sektor.

Referensi 

Dwandaru, W. S. B. (2012, June). Aplikasi nanosains dalam berbagai bidang kehidupan: nanoteknologi. In Artikel dalam seminar Regional Nanoteknologi dengan tema “Goes to Nanotechnology Era.

Azharman, Z. (2017). Teknik penyerapan limbah industri logam berat Cd dengan menggunakan nanopartikel hidroksiapatit. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 3(1), 9-15.

Alhaqqa, J. Y. (2024). Analisis Bibliometrik: nanopartikel Titanium Dioksida sebagai coating proteksi UV pada bahan kain. Jurnal Manajemen dan Teknologi Rekayasa, 3(1), 69-82.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun