Mohon tunggu...
Rafi  Asamar Ahmad
Rafi Asamar Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

I love mom

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Nilai Identitas Sebuah Desa

24 Desember 2024   14:04 Diperbarui: 24 Desember 2024   14:04 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terbentuknya sebuah negara bermula dari kelompok-kelompok kecil yakni desa. Jadi sebuah desa lebih dahulu ada dari pada negara itu sendiri. Bagaimana kontribusi sebuah desa memiliki peranan penting demi tetap eksisnya sebuah negara. Bahkan para tokoh nasional sekali pun, pada mulanya hanya seorang anak desa yang diragukan kemampuannya dalam memimpin sebuah negara.

Akan tetapi ketika melihat kondisi desa terutama dalam hal pengarsipan nilai kebudayaan yang ada di desa itu sendiri. Hampir tidak ada yang peduli bahkan mungkin tidak tersentuh sama sekali. Jadi bagaimana para generasi muda akan mencintai serta merasa bangga tinggal di desa  ? Jika hal-hal yang menjadi kebanggaan terkubur dan terabaikan.

Maka bagaimana akan menjawab sebuah pertanyaan, 'apa yang menjadi kebanggaan tinggal di desa  ?' Sedangkan jejak masa lalu mulai dari penamaan sebuah desa, tokoh penggerak di desa, peninggalan orang terdahulu, kebiasaan masyarakat itu sendiri, dsb.

Tidak terabadikan dan ter-arsipkan dengan baik. Maka jelas sudah jika jawaban dari pertanyaan tersebut hanya sebuah kalimat yang tidak mencerminkan sebuah kebanggaan atas tempat tinggalnya, 'Ya, karena lahir dan besar di desa.'

Padahal di desa tempat dirinya makan, minum, dan berkembang biak tapi sungguh sangat mengherankan tidak mampu meresapi hal-hal yang menjadi kebanggan ketika tinggal di desa. Wajar jika generasi sekarang tidak menghormati orang terdahulu karena pengertian terkait perjuangan orang terdahulu dalam memperjuangkan terbentuknya sebuah desa tidak sampai kepada telinga mereka.

Oleh karena itu beruntung-lah jika masih ada segelintir orang tua yang masih mengetahui kisah tentang penamaan sebuah desa, kebiasaan masyarakat terdahulu, adat istiadat, dsb. Sehingga generasi yang masih tinggal di desa menyadari akan jatidirinya.

Namun lagi-lagi selama ini kisah tentang sebuah desa masih berupa pesan dari mulut ke mulut, itu pun baru akan mengetahuinya jika bertanya. Area publik yang menjadi lalu-lalang masyarakat kosong dari hal-hal yang bersifat edukasi ke ranah nilai kebudayaan. Adapun sebuah tulisan itu pun tulisan yang tendensinya bernuansa politis semata.

Sehingga apakah mereka yang memiliki kewenangan dalam hatinya memiliki kepedulian terhadap nilai-nilai kebudayaan yang berasal dari desanya  ? Atau kewenangan bergengsi itu hanya sebatas ajang untuk mengadu-domba masyarakat sewaktu masa pilihan kepala desa. Tidak ada yang mengetahui isi hati seseorang selain dirinya dengan Tuhan. Tapi jika melihat are publik yang kosong dari nilai-nilai berbau kebudayaan maka jelas sudah apa yang terdapat dalam sanubarinya selama ini.

Kiranya penting untuk memantik hati nurani yang belum tercerahkan terkait pentingnya pengarsipan nilai kebudayaan di desa. Jika sedikit saja meresapi dan menghayati bahwa dari hal sesederhana melalui dari sebuah nama desa. Bagaimana sebuah nama desa itu pada akhirnya dapat diakui oleh sebagian besar penduduk yang tinggal di tempat tersebut.

Di situ tentu terdapat sebuah gejolak sesama orang tua terdahulu dalam perumusan sebuah nama. Itu artinya pengambilan nama untuk sebuah tempat tinggal bukan-lah sebuah hal yang sepele. Terdapat upaya dalam memperoleh sebuah nama tersebut baik itu melalui upaya perenungan maupun sebuah perdebatan sengit di kalangan para orang tua terdahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun