Pada suatu hari, seorang pria bernama Ahmad pergi ke pasar untuk membeli beberapa kebutuhan rumah tangga. Saat sedang berjalan-jalan di pasar, dia melihat seorang pria berusia sekitar lima puluhan tahun sedang memakai baju lusuh dan celana yang robek. Pria itu terlihat seperti pengemis dan Ahmad merasa kasihan melihat kondisinya.
Namun, Ahmad tetap mengingat nasihat ayahnya yang selalu mengajarkan untuk selalu memiliki husnudzon terhadap orang lain. Ahmad pun berpikir bahwa mungkin saja pria itu sedang dalam kesulitan dan butuh bantuan.
Ahmad memutuskan untuk menghampiri pria itu dan bertanya apa yang sedang dia butuhkan. Pria itu kemudian menceritakan bahwa dia kehilangan pekerjaannya dan tidak memiliki uang untuk membeli makanan atau memperbaiki bajunya yang rusak. Ahmad merasa tergerak hatinya untuk membantu pria itu, dan membelikan beberapa kebutuhan makanan dan juga memberikan uang untuk memperbaiki bajunya.
Setelah membantu pria itu, Ahmad merasa senang dan merasa bahwa kebahagiaannya berlipat ganda karena ia telah membantu seseorang yang membutuhkan. Ahmad menyadari bahwa memiliki husnudzon terhadap orang lain bukan hanya membuat hidupnya lebih bahagia, tetapi juga bisa membawa manfaat bagi orang lain. Ia berjanji untuk selalu berusaha mempraktekkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H