Mohon tunggu...
Asrul zaman
Asrul zaman Mohon Tunggu... -

Trainer Hypnotherapy Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

The Power Of Love (Ketulusan Cinta Seorang Guru)

12 Oktober 2012   09:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:54 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menyebut kata Cinta bukanlah sesuatu hal yang baru bagi kita semua. Sesuatu yang tidak asing lagi di telinga kita. Namun, cinta yang akan kami uturakan adalah cinta yang benar-benar suci dan tulus dari seorang pecinta sejati. Dialah Ustadz Sriyono, sampai saat ini tak pernah pupus kekaguman dan rasa hormatku padanya. Hari ini ilmu yang kuperoleh hanyalah bagian kecil dari proses belajar pada sikap dan karakter hidupnya. Ust Sriyono bukanlah tipikal lelaki yang pengeluh, pendendam, dan pemarah. Bagi saya dia adalah sebuah sosok yang meneduhkan bagi siapa saja yang melihat, kesabarannya menghadapi anak-anak yang dicap tidak bisa berubah dan bermasalah semakin mengukuhkan lencana kepahlawanan padanya.

Suatu ketika ustadz Sriyono dihadapkan pada seorang siswa yang bernama Vikram. Secara umum fisik Vikram tidaklah jauh berbeda dengan teman-teman lainnya. hanya saja Vikram memiliki kebiasaan ngompol sejak dari kecil. Parahnya lagi, telah putus asa dengan kebiasaan yang selalu berbuat seenaknya. Alasan inilah yang membuat bayu menjadi sebuah momok ketika berada dalam kelas atau dimanapun bayu berada. Terlebih lagi orang tua vikram telah pasrah dengan kondisi Vikram saat ini. Melihat pelabelan tersebut tidak memupuskan harapan ustadz sriyono akan kesembuhan anak didiknya tersebut. Sedikit berbicara mengapa ustadz sriyono sangat peduli dengan vikram. Alasannya embuat saya tersentak kaget ternyta vikram adalah anak korban broken home, orang tua telah bercerai disaaat dia membutuhkan kasih saying seutuhnya dari orang tuanya. Imbasnya, Vikram jadi tertutup. Parahnya lagi, ibunya sangat depresi dengan perceraian itu. Bahkan, sampai sekarangpun ibunya masih mengkonsumsi rokok akibat depresinya tersebut.Sungguh menyedihkan utunuk anak seusia vikram.

Hal inilah yang kiranya mendorong hati ustadz sriyono memberikan kasih sayang yang lebih pada vikram. Mulai dari memberikan motivasi pada setiap vikram merasa sedih dengan masalah yang dihadapi sehingga ustadz sriyono bukan saja menjadi guru pembaina tetapi juga menjadi teman curhat yang tetap setia mendengarkan setiap curahan hati Vikram.Bukan vikram saja yang diperlakuakan seperti tetapi setiap anak yang menjadi binaan beliau ikut merasakan perlakuan yang sama. Luarbiasa! Inilah kiranya kata yang paling tepat untuk setiap pengorbanan seorang guru.

Bagi kami ustadz Sriyono menjadi salah satu sosok guru yang mengajar dengan menanamkan cinta dihatinya. Dengan rasa cintanya membuat semua anak didiknya merasa nyaman dan aman bersamanya. Kalau saja media cetak dan elektronik banyak memberitakan tentang prilaku-prilaku menyimpan dari sebagian oknum guru. Mengapa mereka menutup mata dengan guru-guru inspiratif yang terlindas zaman. Mestinya ini menjadi sebuah pembelajaran besar bagi media. Masih banyak guru yang masih menanamkan cinta dihati mereka. Bahkan, mereka harus rela mengubur impian mereka demi mewujudkan impian anak didiknya. Satu hal ini mestinya membuat kita sadar akan penting pengabdian seorang guru. Bukankah keberhasilan seseorang tidak lepas dari kontribusi guru-gurunya.Sungguhlah tidak mungkin seorang presiden, menteri, dan pengusaha, bisa mencapai impiannya kalau bukan semnagat dan kerja keras guru-gurunya.

Memaknai hari guru Indonesia bukan hanya memberikan sanjungan dan penghargaan terhadap guru-guru indoensia. Jauh daripada itu adalah sebuah penghormatan akan sebuah ketulusan dan keikhlasan hati dari seorang guru. Membandingkan kualitas guru di negeri kita ini adalah sebuah jalan menghancurkan keikhlasan dan pengabdian mereka. Seharusnya kita harus proporsional dalam menempatkan permasalahan ini. Sudah sesuaikah apa yang kita berikan kepada mereka dengan apa yang kita inginkan dari mereka? Pertanyaan ini sangatlah dilematis. Disatu sisi kita mengingkan seorang guru yang professional tetapi disisi lain mereka tidak diberikan fasilitas yang memadai untuk menunjukan harapan kita pada guru Indonesia.

Terakhir yang kami mau sampaikanprofesi guru bukan sebuah profesi yang segampang dalam pikiran kita. Lihat saja sosok ustadz Sriyono ketika membina anak-anak didiknya. Beliau benar-benar mencurahkan segala perasaan dan cintanya. Padahal kalau dipikir anak didiknya bukan siapa-siapa baginya. Namun, pada kenyataan beliau memberikan cinta layaknya anaknya sendiri. Sikap inilah yang kita harapkan dari guru-guru Indonesia. Untuk guru Indonesia terimakasih akan kasih dan sayang yang kalian berikan pada generasi bangsi Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun