Dunia yang sementara. Akhirat yang selamanya.
Dari dunia fatamorgana untuk negeri yang selamanya.
Dunia sebagai tempat hukuman dan ujian nabi Adam dan keturunannya.
Bukanlah rumah kita yang selamanya.
Dunia yang sementara. Akhirat yang selamanya.
Tempat tinggal para makhluk Allah. Demi tempat tinggal terindah yang selamanya.
Dunia dan segala yang dititipkan hanya ujian yang sementara
Bukan untuk disimpan dalam hati namun untuk hidupnya sang jiwa.
Hati yang sibuk mencari dan menyimpan dunia akan merana. Karena hati takkan sanggup meraih semua.
Jiwa yang dititipkan banyak ujian akan sengsara.
Jika ingin hidup di dunia untuk selamanya.
Maka bangunkan hati dan jiwa untuk terbang ke singgasana
Tempat air suci mengalir, di antara gunung dan sungai yang mengalir dengan jernih
Tempat segala keinginan dunia diberikan pada pemilik kebaikan nan sejati.
Dialah makhluk Allah yang paham dan mengerti
Berkat buku suci yang selalu menemani
Memberi petunjuk jalan yang lurus tak bertepi
Untuk pulang kembali ke masa yang selalu dinanti.
Masa-masa indah yang takkan lagi berhenti
Masa tempat kita semestinya kembali
Masa ketika tak ada lagi yang merugi
Bagi mahklukNya yang telah suci kembali.
Dialah yang selalu berbisik dan menanti
Yang engkau sebut demi zatNya yang suci.
Kembali pada pemilik cinta yang sejati
Berpulang pada pemilik kasih yang abadi.
Maka, Maha suci Allah yang di tanganNya
Kekuasaan atas segalanya.
Dan hanya kepadaNya
Kita dikembalikan.
ASRUL SANI ABU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H