Sejak itu, aku mulai menuliskan kisah dalam sebuah buku kosong berwarna putih. Sebuah kata dari hati dan jiwa yang kubiarkan terbang lepas menerawang ke langit semesta.
Didalam buku tersebut aku bebas mengeksplorasi seluruh hati dan jiwa. Bagaikan burung elang yang lepas bebas dan merdeka terbang mengitari gunung gunung yang menjulang ke awan.
Aku bebas menuangkan rasa cinta, impian dan kasih dalam secarik kertas dalam bentuk tulisan dan gambar. Aku bebas berbuat apa saja. Aku merdeka...
Aku menyebutnya "buku hidup" yang kutulis saat sendiri. Iya, aku senang sendiri. Berbicara dan berfikir di keheningan.
Bagai seorang nabi yang sedang bertafakkur di dalam sebuah gua yang tinggi. Dan bagaikan seorang pemimpin yang berintrospeksi apa yang telah terjadi dan mencari solusi untuk kebaikan semua.
Dari keheningan dalam kesendirian, kutemukan koneksi dengan Sang Maha Lembut.
Sang Maha Kuasa dan Sang Maha Pencipta segalanya. Momen berharga dalam hubungan itu, sungguh sayang untuk tidak aku abadikan dalam sebuah karya tulisan yang abadi.
Sebuah tulisan tentang perjalanan dunia, hidup dan Maha Hidup, sang kekasih, tentang cinta dan kasih serta perpisahan untuk kembali.
Sebuah tulisan impian nyata dan kemana langkahku berjalan ketika waktu terus berputar tak berhenti walau sesaat.
Bagai jam yang terus berputar dan bagai orang yang sedang tawaf disekeliling Kabah.