Mohon tunggu...
Asrul Putra Bastari
Asrul Putra Bastari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Hanya penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memahami Dampak Digitalisasi pada Administrasi Rumah Sakit dalam Era Transformasi Kesehatan

29 Desember 2024   09:20 Diperbarui: 29 Desember 2024   09:29 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

          Dalam beberapa tahun terakhir, digitalisasi telah menjadi salah satu isu terkini yang mendominasi di berbagai sektor, termasuk dalam bidang kesehatan. Transformasi digital di rumah sakit tidak hanya memengaruhi cara layanan kesehatan yang diberikan, tetapi juga mengubah peran dan tanggung jawab profesi di balik layar, termasuk peran administrasi rumah sakit. Administrasi rumah sakit, yang merupakan salah satu bidang utama dalam ilmu kesehatan masyarakat, menghadapi tantangan sekaligus peluang besar dalam era ini.

          Digitalisasi di rumah sakit mencakup beberapa aspek, yaitu penerapan rekam medis elektronik (RME), sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS), hingga aplikasi berbasis AI untuk mengelola data pasien dan operasional. Meski inovasi ini mempermudah banyak aspek, administrasi rumah sakit dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satunya adalah keamanan data. Data pasien yang bersifat pribadi dan sensitif harus dijaga agar tidak disalahgunakan. Administrasi rumah sakit bertanggung jawab memastikan protokol keamanan data diterapkan secara baik dan benar, termasuk perlindungan dari serangan siber.

          Selain itu, adopsi teknologi baru membutuhkan pelatihan intensif bagi staf administrasi. Tidak semua tenaga administrasi memiliki latar belakang teknologi, sehingga proses adaptasi ini bisa menjadi tantangan tersendiri dalam suatu proses digitalisasi. Administrasi rumah sakit juga harus memastikan bahwa penerapan teknologi tidak mengurangi aspek humanis dalam pelayanan kesehatan, mengingat teknologi sering kali dianggap sebagai penghalang interaksi langsung antara pasien dan penyedia layanan kesehatan.

          Di sisi lain, digitalisasi membuka peluang besar bagi administrasi rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi operasional. Dengan sistem yang terintegrasi, proses pengelolaan data pasien, pengaturan jadwal dokter, hingga manajemen inventaris obat dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat. Hal ini tidak hanya mengurangi beban kerja administratif tetapi juga memungkinkan fokus lebih besar pada pengambilan keputusan yang strategis.

          Kemajuan teknologi juga mendorong pengembangan telemedicine, di mana administrasi rumah sakit memegang peranan penting dalam mengelola jadwal konsultasi daring, penagihan, dan logistik lainnya. Dalam hal ini, administrasi rumah sakit berfungsi sebagai penghubung antara pasien dan tenaga medis, memastikan bahwa layanan diberikan secara efektif dan efisien.

          Untuk menghadapi era digitalisasi ini, profesi administrasi rumah sakit harus bertransformasi menjadi lebih adaptif terhadap perubahan teknologi. Kemampuan analisis data, pemahaman tentang keamanan siber, dan keahlian manajemen proyek akan menjadi keterampilan yang semakin dibutuhkan di era ini. Administrasi rumah sakit juga harus terus berkolaborasi dengan tenaga IT dan manajemen rumah sakit untuk memastikan implementasi teknologi yang berorientasi pada kebutuhan pasien.

          Pendidikan di bidang kesehatan masyarakat perlu menyesuaikan kurikulumnya untuk mendukung kebutuhan ini. Pengajaran tentang manajemen data kesehatan, pengembangan SIMRS, dan pengelolaan krisis teknologi harus menjadi bagian dari materi utama yang diberikan kepada mahasiswa.

          Digitalisasi di rumah sakit membawa perubahan signifikan pada cara layanan kesehatan dikelola. Administrasi rumah sakit sebagai bagian integral dari sistem kesehatan perlu menyesuaikan diri dengan cepat untuk menjawab tantangan sekaligus memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi. Dengan peran yang semakin strategis, profesi ini diharapkan menjadi pilar utama dalam mendukung terciptanya sistem kesehatan yang modern, aman, dan efisien.

          Sebagai penutup, digitalisasi bukanlah sekadar tren, melainkan kebutuhan yang harus diadopsi dengan bijak. Di balik setiap kemajuan teknologi, ada dedikasi para profesional administrasi rumah sakit yang memastikan roda pelayanan tetap berjalan dengan lancar. Mari kita terus mendukung transformasi ini demi masa depan kesehatan yang lebih baik bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA


Andriani, R., Siwi, M.R., & Septiana, W.D. (2022). Implementasi Sistem Informasi  Manajemen Rumah Sakit Untuk Digitalisasi Pelayanan Kesehatan. Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan, 5(2), 131-141.

Pongtambing, Y.S., & Sampetoding, E.A.M. (2023). Transformasi Digital pada Layanan Kesehatan Berkelanjutan di Indonesia. Saintech Innovation Journal, 6(2), 412-420.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun