PERTARUNGAN SENGIT ANTARA HARAPAN MASYARAKAT DAN PENYAKITÂ MPOX
ASRUL PUTRA BASTARI/191241190
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Â
       Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan monkeypox sebagai status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) menyusul peningkatan kasus ini di Republik Demokratik Kongo dan sejumlah negara di Afrika. Saat ini, monkeypox juga sudah semakin mewabah di ASEAN.
       Monkeypox adalah penyakit infeksi akibat virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Penyakit ini umumnya terjadi akibat kontak dengan primata, seperti monyet, dan hewan pengerat, seperti tikus, tupai, atau hamster yang terinfeksi. Monkeypox juga bisa menular dari orang ke orang. Monkeypox atau cacar monyet ditandai dengan gejala berupa pembengkakan kelenjar getah bening, yang biasanya terjadi di rahang bawah, leher, dan selangkangan. Mpox juga disertai gejala yang mirip dengan cacar air, terutama ruam atau bintil berair di dada, wajah, hingga bagian dalam mulut dan hidung.
       Kementrian Kesehatan RI menjelaskan bahwa sampai saat ini hanya terdapat 88 orang yang terkonfirmasi positif. Sekitar 73 kasus terjadi di tahun 2023 dan 14 kasus terjadi di tahun 2024. Ia menyebut, penyebarannya pun baru terjadi di Jawa dan Kepulauan Riau. Mayoritas penyebaran mpox terjadi melalui kontak seksual sehingga pemberian vaksin mpox saat ini selain untuk petugas kesehatan, diprioritaskan kepada kelompok berisiko seks.Â
Selain hubungan seksual, penularan mpox juga terjadi saat menyentuh sekresi orang yang terinfeksi, menyentuh pakaian mereka, atau bahkan berbicara dalam jarak dekat untuk jangka waktu tertentu dengan potensi terjadinya tetesan air liur atau droplet. Ini adalah kemungkinan jalur penularan yang disebutkan oleh WHO.
        Perawatan utama mpox adalah dengan perawatan suportif, yaitu dukungan nutrisi dan obat-obatan untuk mengatasi demam dan nyeri, serta obat antivirus seperti tecovirimat dan brincidovir, yang masih dalam tahap penelitian. Meskipun aksesibilitas obat di wilayah endemis masih menjadi tantangan, kerja sama global sangat diperlukan.
       Sebenarnya penyakit Monkeypox dapat sembuh sendiri selama 2-4 pekan. Sebagian besar pasien cacar monyet dapat pulih tanpa perawatan di rumah sakit. Hingga saat ini belum ada obat antivirus khusus untuk menyembuhkan pasien cacar monyet. Setelah mendapat diagnosis, pasien biasanya mendapat obat-obatan yang difokuskan untuk meredakan gejala. Pasien harus dipisahkan dari anggota keluarga lain di rumah guna menghindari penularan di lingkungan terdekat. Pasien juga bisa mendapatkan obat pereda nyeri dan demam dari apotek seperti ibuprofen dan asetaminofen. Untuk mengatasi gatal-gatal dan kulit kering akibat ruam, mandi berendam dalam air hangat dan tambahan oatmeal bisa membantu untuk menguranginya.