Suatu ketika Imam Ali bin Abi Thalib melihat sejumlah orang yang sedang sibuk bermain catur, Imam Ali as bertanya kepada mereka : “Mengapa kalian duduk berjam-jam di depan patung-patung kecil ini ?”
Kemudian Imam Ali as memberikan hukuman dan memberikan sangsi terhadap mereka. Diantara hukuman itu adalah membiarkan mereka berdiri sekian jam dibawa terik matahari.
Pastinya kita merasa heran mendengar kejadian seperti itu, karena yang terlintas dalam pikiran kita, catur itu adalah seni yang juga termasuk olah raga pikir. Tapi yang jelas, menurut beliau, ada kah penyelesaian persoalan-persoalan bukan merupakan olah raga pikiran ? Apalagi, manusia dengan menyelesaikan persoalan matematika, ia akan sampai kepada dua hasil, otaknya semakin kuat, dan ilmunya semakin bertambah. Dari pada menghabiskan waktu kosong dengan kegiatan yang tidak berguna.“
Andai kata dewasa ini pemimpin kita adalah Imam Ali as, mungkin mayoritas masyarakat kita dihukum dibawa terik matahari. Karena kemanapun kita melangkah, kita sering menemui orang yang melakukan olah raga pikir. Kepasar, kita biasa melihat orang-orang bermain catur, kekampung-kampung kita selalu melihat orang-orang bermain kartu, kekantor-kantor saya juga biasa melihat orang-orang bermain game onet.
Itu baru gambaran orang yang berfikir tapi tidak memberikan manfaat. Bagaimana dengan orang-orang yang setiap malam hanya di tempat-tempat tertentu atau inclab, aktifis-aktifis penjilat, preman-preman tukang pajak, semuanya menghabiskan waktu kosong dengan kegiatan yang bersifat merugikan, bisa-bisa di buat undang-undang baru tentang hal tersebut.
Syukurlah dewasa ini bukan Imam Ali as yang menjadi pemimpin, sehingga banyak dispensasi hukum untuk sebuah kesalahan dan bahkan kesalahan yang dapat merugikan orang lain seperti pencemaran nama baik, koruptor juga biasa mendapat dispensasi tahanan luar wajib lapor, enak kan negara kita ?
Jadi kita tak perlu heran keterlambatan perkembangan daerah kita, karena sebagian besar masyarakat kita menghabiskan waktu dengan hiburan, perkembangan teknologi membuat kita terhirup dengan kesenangan sesaat, coba lihat dilayar kaca kita masing-masing, hampir 80%layar kaca yang ada diruma kita penuh dengan hiburan, apalagi ditamba dengan dinamika politik yang semakin memanas, ibarat “Gajah sama gajah yang bertarung memprebutkan wilayah , lantas semut yang hidup rukun menjadi korban.”
Asrullah Azis
Anggota HmI Cabang Tolitoli
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H