Mohon tunggu...
Mohamad Asruchin
Mohamad Asruchin Mohon Tunggu... -

Pemerhati masalah sosial-politik, \r\ntinggal di Bekasi, Jawa Barat - Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Imlek di Tahun Monyet Api

9 Februari 2016   15:06 Diperbarui: 9 Februari 2016   15:28 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah sebulan terakhir ini warna merah dan gambar monyet menjadi tema ornamen dan hiasan mal-mal di Jakarta serta kota-kota di seantero Indonesia. Dari kejauhan, butik-butik ataupun bagian baju perempuan di toserba dipenuhi manekin yang dipasang blouse panjang atau kebaya dengan warna dominan merah. Setelah kita dekati ternyata bukan saja manekin tetapi SPG-nya juga pada berbusana pakaian khas China, blouse ‘ciongsam’ dan kebaya merah renda model pecinan. Bahkan dalam seminggu terakhir, iklan-iklan di TV juga diberi latar belakang warna merah dan kuning emas yang membungkus hiasan lampion, petasan bersama gambar monyet dan ular naga.

Dalam 15 tahun terakhir sejak Gus Dur mencabut larangan perayaan tahun baru China Imlek peninggalan rezim Orde Baru, tahun baru Imlek merupakan momen besar di Indonesia selain hari raya Idul Fitri dan Natal. Potongan harga dan obral besar-besaran diiringi dengan pertunjukan barongsai sudah disiapkan untuk merayakan Imlek yang tahun ini jatuh pada hari Senin tanggal 8 Februari 2016. Sistem penanggalan China mengombinasikan pada perhitungan matahari, bulan, musim, rasi bintang (12 shio), 5 unsur (air, api, kayu, logam, tanah) dan 2 energi ‘yin-yang’. Berdasarkan perhitungan dari berbagai faktor inilah, tahun baru Imlek terjadi antara tanggal 21 Januari sampai 20 Februari dalam sistem penanggalan Gregorian/Masehi.

Menurut perhitungan “feng-shui”, tahun Monyet Api secara umum dituliskan sebagai tahun yang tidak stabil, banyak gejolak baik di bidang politik, ekonomi, bisnis, karir hingga asmara. Ahli Feng-shui Jenie Kumala Dewi pada acara talk-show salah satu TV swasta bahkan mengatakan bahwa di tahun Monyet Api harus ditingkatkan kewaspadaan karena akan ditandai dengan sifat monyet yang ‘tricky’. Apalagi masih ditambah dengan unsur ‘api’ yang mengandung sifat emosional, panasan, onar dan bingung.

Gabungan dari dua sifat ‘tricky’ dan mudah emosi ini dapat berdampak saling menjatuhkan, tipu-menipu di dunia bisnis maupun asmara.  Namun demikian, di sisi lain  tahun ini diwarnai dengan pandangan optimis, pikiran agresif, pencarian ide-ide baru, berbagai penemuan menarik dan saat yang bagus untuk memulai karir baru.  

Adapun warna merah dan kuning emas yang mendominasi hari raya Imlek itu melambangkan kebahagiaan, keberuntungan dan semangat hidup dalam menyambut datangnya Musim Semi sebagai awal mulainya bercocok tanam setelah terpaksa mengurung di rumah menghadapi suasana dingin bersalju selama 4 bulan terakhir. Perayaan tahun baru Imlek yang berlangsung dua minggu berakhir dengan munculnya bulan purnama yang disebut ‘cap go meh’ (logat Hokkian berarti tanggal 15 bulan pertama), merupakan ajang silaturahmi tahunan di antara anggota keluarga besar masyarakat China.

Dalam reuni semacam itu, mereka mengadakan jamuan makan besar dengan hidangan utama berupa ikan sebagai lambang melimpahnya rezeki dan kue bulan/ranjang pertanda datangnya bulan purnama. Anggota keluarga yang berumur tua biasanya menyiapkan ‘ang pao’ (amplop merah berisi uang) untuk yang lebih muda dan belum menikah, sambil saling mengucapkan ‘gong xi fa cai’ (Selamat dan semoga sejahtera) bisa juga disambung dengan ‘xin nian kuai le’ (Selamat tahun baru).

Deal Dengan China

Boleh percaya dan bebas pula untuk tidak perduli dengan perhitungan astrologi China ‘feng-shui’ mengenai tahun Monyet Api yang penuh ‘tricky’ dan emosi. Adalah suatu ‘coincidence’ bahwa hanya dua hari menjelang Imlek terjadi demo buruh besar-besaran melibatkan sekitar 30.000 pekerja pabrik di sepanjang Bundaran HI dan Patung Kuda menuju ke depan Istana dan gedung MA. Katakanlah ini sudah menjadi peristiwa rutin dampak keterbukaan di era demokrasi pasca tumbangnya rezim Orde Baru. Tapi coba kita simak tuntutan pokok mereka: 1. Menolak PHK besar-besaran, 2. Menolak Upah Buruh Murah, 3. Meminta dicabutnya PP No. 78/2015 tentang pengaturan upah buruh.

Demo buruh yang dimotori KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) dan terutama tuntutannya cukup menarik jika kita kaitkan dengan adanya PHK besar-besaran para pekerja di pabrik-pabrik elektronik dari negara matahari terbit, terutama Panasonic dan Toshiba yang mencapai angka sekitar 3000-an orang. Diberitakan bahwa penciutan atau merger pabrik elektronik Panasonic dan Toshiba merupakan akibat dipilihnya China untuk menggarap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Meskipun Mensesneg Pramono Anung menepis keterkaitan tersebut, namun Menteri Transportasi Jepang Akihiro Ota terang-terangan mengatakan akan meninjau kembali semua hubungan bisnis Jepang dengan Indonesia terutama di bidang infrastruktur dan transportasi.

Menteri BUMN Rini M. Soemarno yang mendampingi Presiden Jokowi pada groundbreaking dimulainya pembangunan proyek KCIC (Kereta Cepat Indonesia-China) menekankan komitmennya bahwa proyek tersebut tetap dilaksanakan secara B to B, tanpa jaminan pemerintah dan tanpa dukungan dari APBN. Namun proyek KA Cepat dengan biaya sekitar Rp 76,5 trilyun yang dimasukkan sebagai proyek strategis nasional dengan sendirinya sudah resmi mendapat jaminan pemerintah sejak PP terkait dilampirkan dalam dokumen kontrak perjanjian,

apalagi mitra dari pihak Indonesia diwakili oleh konsorsium PT PSBI (Pilar Sinergi BUMN Indonesia) yang semua anggotanya adalah BUMN pelat merah. Dapat dimengerti kalau lembaga legislatif RI (DPD dan DPR-RI lintas fraksi) mendesak pemerintah agar proyek raksasa KCIC yang dianggap tidak prioritas, berpotensi merugikan negara dan tidak sesuai dengan Nawacita Presiden Jokowi segera dihentikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun