Namun setelah peristiwa penindakan keras terhadap demonstran di kota Andijan tahun 2005, Zakir Almatov dari clan Samarkand digeser. Kepala Keamanan Nasional Rustam Inoyatov juga berhasil menyingkirkan putri pertama Presiden Karimov, Gulnara Karimova (44 tahun) yang berambisi menggantikan ayahnya sebagai orang nomor 1 di Uzbekistan.
Gulnara, yang sebelumnya sangat populer sebagai diplomat, pebisnis, designer dan penyanyi dengan nama artis ’Googoosa’ pada tahun 2014 dikenakan tahanan rumah setelah tersangkut skandal korupsi (menerima suap) dari perusahaan Telekomunikasi Swedia ‘Telia Sonera Group’ yang ingin memasuki pasar Uzbekistan.
Setelah berhasil menyingkirkan dua pesaing potensial, Rustam Inoyatov yang berasal dari clan/kelompok Tashkent menjadi front-runner untuk setiap saat dapat menggantikan Islam Karimov sebagai Presiden Uzbekistan. Namun dengan berjalannya waktu, Inoyatov yang sudah berumur 72 tahun, dan perkembangan zaman yang makin diperlukan pemimpin dengan pengalaman matang di bidang politik, ekonomi dan pemerintahan, kini muncul dua figur kuat lainnya yang lebih diunggulkan sebagai pengganti Karimov yaitu Perdana Menteri Shavkat Mirziyoyev (58) dan Deputi I PM/Menteri Keuangan Rustam Azimov (56).
Meskipun Inoyatov ‘tahu diri’ tidak lagi mengincar kursi presiden, namun ia tetap memegang peranan menentukan dalam pemilihan pimpinan negara. Tanpa dukungannya, kecil kemungkinannya seorang calon dapat mulus menjadi kepala negara atau selanjutnya melakukan tugas sebagai pemimpin eksekutif tanpa gangguan.
Berkaitan dengan kematian Presiden Islam Karimov, Perdana Menteri Shavkat Mirziyoyev ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pelaksanaan Pemakaman. Sebagaimana tradisi pemerintahan era Uni Soviet, pejabat yang diserahi memimpin pemakaman Presiden atau Sekjen Partai otomatis akan dikukuhkan menjadi penggantinya.
Hal ini nampaknya juga merupakan pertanda bahwa PM Shavkat Mirziyoyev kini menjadi calon utama sebagai pengganti Islam Karimov mengungguli pesaing terdekatnya Wakil PM Pertama Rustam Azimov. Apalagi bos Keamanan Nasional juga cenderung memberikan dukungan kepadanya. Jika terpilih, Mirziyoyev diperkirakan akan melanjutkan cara dan kebijakan Karimov baik dalam masalah domestik maupun luar negeri, karena dia selama ini dianggap sebagai orang yang patuh menjalankan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Karimov.
Di sektor luar negeri, Mirziyoyev diperkirakan akan berhati-hati dalam menjaga keseimbangan hubungan antara Beijing, Moskow dan Washington. Adapun Rustam Azimov yang fasih berbahasa Inggris dan cenderung memilih kebijakan ekonomi yang lebih liberal merupakan sosok pemimpin Uzbekistan yang diharapkan oleh Amerika Serikat.
Peran Uzbekistan di Dunia Internasional
Berlokasi di pusat perlintasan “Jalur Sutera” yang berbatasan dengan semua negara tetangga Asia Tengah eks Uni Soviet dan Afghanistan, Uzbekistan mempunyai peran sangat penting dalam percaturan geostrategi regional maupun dunia internasional. Hal tersebut dapat terlihat dengan kehadiran PM Rusia Dmitry Medvedev bersama seluruh Kepala Negara/Pemerintahan negara di Asia Tengah: Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, ditambah dengan pemimpin Afghanistan, Belarusia serta wakil-wakil negara lainnya dalam prosesi pemakaman Islam Karimov. Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin memerlukan singgah ke Samarkand dalam perjalanan kembali ke Moskow setelah menghadiri Pertemuan Puncak G-20 di China, untuk berkunjung ke makam Islam Karimov serta menemui PM Shavkat Mirziyoyev, sebagai kandidat kuat pemimpin baru Uzbekistan.
Rusia menganggap kematian Islam Karimov sebagai kehilangan besar bagi rakyat Uzbekistan dan mengharapkan situasi politik Uzbekistan tetap stabil sepeninggal pemimpinnya. Dalam pertemuannya dengan PM Mirziyoyev, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta agar pengganti Islam Karimov tetap melanjutkan kebijakan pemerintahan pendahulunya, termasuk tindakan tegas terhadap kelompok-kelompok radikal.
Putin memberikan jaminan penuh negaranya kepada pemimpin baru serta rakyat Uzbekistan dalam upaya melanjutkan kerjasama bilateral dan regional. Presiden Putin bahkan menegaskan bahwa Rusia adalah ‘teman yang sepenuhnya dapat diandalkan’ bagi Uzbekistan. Rusia sejauh ini masih menjadi sumber devisa bagi sekitar 1-1.5 juta pekerja migran Uzbek. Pemerintah Tashkent juga masih menggantungkan hubungan ekonomi-perdagangan, serta sumber peralatan militer dari Moskow.