Mohon tunggu...
Asrorur Rahim
Asrorur Rahim Mohon Tunggu... Ilmuwan - santri di Universitas Diponegoro

bermanfaat untuk menjadi hebat, berkarya untuk menjadi bermakna

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berkontemplasi di Hari yang Konon Katanya "Istimewa"

4 Februari 2022   22:48 Diperbarui: 4 Februari 2022   22:56 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ulang tahun merupakan agenda rutin prosesi perayaan yang terjadi di tengah kehidupan manusia, khususnya dalam konteks lahirnya seseorang atau hari dimulainya kehidupan di luar rahim. Menjadi perayaan spesial nan istimewa saat hari ulang tahun tiba, doa dan harapan dipanjatkan kepada Tuhan. Seakan pada hari itu, seseorang yang memperingati ulang tahun doanya terkabul di hari yang spesial itu.

Dalam tradisi perayaan ulang tahun baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia ini, kue ulang tahun serta pernak-perniknya menjadi hal yang biasanya selalu hadir di tengah prosesi perayaan ulang tahun. Tak lupa lilin dipasang di atasnya. Setelah lilin ditiup, yang wajar terjadi dan biasanya dilakukan adalah memanjatkan doa atau  bahasa anak muda sekarang kurang lebih seperti ini "wish dulu dong". Namun, yang pasti ulang tahun saya yang ke-21 ini tidak ada kue ulang tahun dan tentu tak ada lilin yang saya tiup. Seharusnya kakak saya memberikannya, tetapi mungkin dia lupa kalau adiknya ulang tahun.

Budaya tersebut saya belum mengetahui dan mengulik lebih dalam mengenai kue ulang tahun dan lilin yang menyertainya tersebut, saya sekilas mendengar dan mendapatkan sedikit informasi bahwa budaya tersebut ada sejak zaman Romawi, bahkan terjadi sebelum masehi mungkin, di zaman Firaun. Yang pasti perayaan ulang tahun dirayakan dan diperingati serta menjadi entitas kebudayaan baru sejak terbit atau munculnya sistem penanggalan atau terciptanya kalender. Entah, terlepas dari semua itu, saya tidak akan membahas mengenai sejarah awal mula perayaan ulang tahun terjadi.

Di zaman yang serba digital ini dan masyarakat mulai melek teknologi, ada beberapa hal muncul yang terjadi saat perayaan ulang tahun seseorang. Sejak mulai berkembangnya media sosial, setiap kali ada keluarga, saudara, teman, sahabat, pacar serta orang-orang yang dianggap kenal baik dekat atau tidak biasanya yang terjadi adalah memberikan ucapan baik mengirim pesan pribadi atau lewat grup atau mengirim status di media social seperti WhatsApp, Instagram, dan lainnya.

Ada cerita menarik yang berkaitan dengan peristiwa di atas, salah satu teman saya ada yang berkelakar seperti ini, "ngapain sih orang-orang repost ucapan ultah yang dibagikan lewat Instagram, kan jadinya itu statusnya jadi banyak banget, kayak mbak-mbak olshop aja, Alay!" begitu kelakarnya sambil terkekeh. Lanjut saya timpali "lha biarin aja to ya, itu kan hak dia untuk bermedsos, kalau ndak suka ya di-skip aja hehehehehe".

Menjadi suatu hal yang kontroversial bagi salah satu pihak terkait budaya baru yang terjadi di era sekarang ini mengenai ucapan ulang tahun yang dibagikan lewat media sosial. Terlepas dari itu semua, hal tersebut merupakan hal yang baik dan positif. Karena salah satu esensi dari kebudayaan baru yang tercipta tersebut adalah menjalin hubungan pertemanan dengan baik, silaturahmi, dan lain sebagainya dan memberikan ucapan ultah bisa membuat orang-orang merasa ada suatu hal yang baik karena mendapat perhatian kecil dari orang-orang terdekatnya.

Di sisi lain, ada hal yang menarik ketika seseorang memberi ucapan ulang tahun. Saat saya mendapatkan materi kuliah psikolinguistik, Dr. Suryadi yang merupakan pakar linguistik menjelaskan bahwa saat keluargamu atau temanmu atau orang-orang terdekatmu sedang berulang tahun maka berikan ucapan yang terbaik, didoakan lah, syukur bisa kamu telepon secara pribadi atau memberikan ucapan secara langsung. Hal kecil tersebut akan memberikan kesan spesial yang nantinya akan selalu diingatnya seumur hidup.

Ulang tahun memang hari yang spesial, yang ditunggu-tunggu seseorang. Harapan serta cita-cita dipanjatkan dan semoga harapan dan doanya tersebut bisa terkabul. Barangkali hari ulang tahun juga menjadi hari evaluasi serta refleksi diri setelah menjalani hidup dari hari demi hari yang telah dilaluinya dan menata rencana serta cita ke depan untuk menyambut hari yang akan dilalui.

Bulan kedelapan hari ke-24 merupakan hari yang istimewa bagi saya. Doa dari keluarga, teman, sahabat, dan orang-orang terdekat sampai orang spesial terpanjat di hari itu dan khusus untuk saya. Saya aminkan, begitu doa saya, mereka juga mengaminkan. Terima kasih kepada orang-orang yang telah memberi ucapan sampai orang-orang yang mengirim kado buat saya.

Sebenarnya saya berencana mengadakan syukuran di hari ultah saya, tetapi saya agak takut, ini bukan karena covid-19 atau PPKM tetapi saya pernah membaca suatu kabar yang dimuat di beberapa media yang judulnya begini "Sudah Masak Banyak Untuk Rayakan Ultah Tetapi Tidak Ada Yang Datang" ada juga yang lain "Viral! Undang Teman ke Ultah Tapi Tidak Ada Yang Datang" dan yang terakhir ini "Nyesek Banget! Udah Siapin Pesta Ultah, Undang 20 Teman yang Datang Cuma 1 Orang". Aduh! Saya bisa membayangkan satu orang yang datang pastinya , dan tanpa diragukan lagi dia hanya membawa tangan kosong alias kado pun tak ada buat aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun