Mohon tunggu...
asroni hamid
asroni hamid Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Rumi

26 September 2018   00:06 Diperbarui: 26 September 2018   00:16 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Gadis kecil itu namanya Rumi. Ya, Rumi Kartika Sari. Sewaktu kecil Paknya memberi nama begitu. Sebuah nama yang bagus. Begitu bilang Paknya. Emaknya hanya mengamini dengan penuh harap. Beranjak hitungan minggu, si Rumi kecil sakit-sakitan. Hingga bapak emaknya semakin panik. Akhirnya mendapat usulah dari nenek dan  buyutnya, sepakat ada pergantian nama bagian tengah dan belakang. Dengan husnudzon semoga mampu si Rumi kecil ini nggak sakit-sakitan lagi. Berubahlah namanya menjadi Rumi Hasanatun. Diadakanlah acara selametan kecil-kecilan dengan membuat bubur abang ( bubur merah ). Dibagikan tetangga sekitar dengan niatan memberi sedekah makanan.

Bulanpun beranjak hingga si Rumi kecil, bertambah umurnya menjadi genap dua bulan. Sayangnya si Rumi kecilpun juga masih sakit-sakitan. Hal itulah yang menjadi kepanikan terhadap kedua orang tuanya. Apa harus kita ganti namanya lagi? Pertanyaan datarnya kepada istrinya. Dan setelah dibolak-balik lagi, akhirnya kedua orang tua Rumi sepakat mengganti namanya lagi. Kali ini lebih simpel dan mudah-mudahan nggak memberatkan buat si anak.

Sebuah pertanyaan akhirnya dari dari beberapa tetangga, teman dan saudara jauh. Apa yakin kau ganti seribu kali nama anakmu nggak sakit-sakitan lagi? Nggak rewel lagi? Sebuah pertanyaan yang menyudutkan tentunya. Namun mereka yang bertanya begitu kan yang nggak menjalani. Mungkin mereka kalau mengalami sendiri akan punya keinginan begitu, mengganti nama yang pas dan nggak memberatkan si anak.

Nggak tahu yang terjadi sebenarnya. Nyatanya setelah diganti namanya menjadi Salamah, anak kecil itu tumbuh dewasa dengan nggak sakit-sakitan lagi. Toh biarpun teman-teman sekolahnya tetap memanggilnya dengan nama Rumi Kartika Sari sesuai akta kelahiran yang tercatat. Jadi, nama Salamah menjadi nama resmi di "bancaan bubur abangnya". Kemudian nama Rumi Kartika Sari tetap menjadi nama resmi di catatan akta kelahirannya.

Lho, apa bedanya nama resmi bancaan di "bubur abang" sama nama resmi yang tercatat di akta kelahiran? Ya, itu yang nggak perlu diperdebatkan dengan alot dan saling menjatuhkan. Apalagi saling membikin statemen norak dan nggak beradab. Yang penting pas menjadi pegawai nama ijazahmu tidak palsu. Faham?!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun