Kehidupan memiliki alur yang tidak pernah bisa ditebak oleh siapa pun. Entah besok akan berjalan lancar atau tidak, tidak ada yang bisa memastikan. Namun ketika hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan, tentu menjadi jawaban yang paling menyenangkan. Manusia hanya bisa berencana, namun Allah SWT lah yang menentukan.
Selama masa hidup, setiap manusia akan memiliki peluang yang datang dan bisa digunakan dengan sebaik mungkin. Tentu akan sayang jika peluang tersebut dilewatkan begitu saja. Namun apakah peluang yang datang akan selalu menjadi kesempatan?
Banyak peluang yang diambil tanpa perhitungan yang tepat, akan menjadi kesempitan bagi si manusia. Mereka memandang sebuah kesempatan itu harus diambil, namun kenyataan kesempatan itulah yang membawa pada kesempitan. Sebuah peluang dalam konteks apapun (amanah), harus memiliki makna tersendiri. Misal dijadikan sesuatu yang dicintai, dihidupi, dan membawa arti dalam hidup si pemilik peluang tersebut. Kesempitan yang dimaksud ini adalah sesuatu yang bisa menjerumuskan manusia menjadi tidak amanah dalam suatu pekerjaan atau juga menjadi tidak maksimal dalam menjalankan suatu peluang yang diambil.
Comfort zone atau zona nyaman, sebuah kondisi di mana seseorang merasa aman menjalani hari-hari yang rendah risiko, tanpa kekhawatiran, namun juga stagnan. Namun kata 'keluar dari zona nyaman' Â maksudnya bukan keluar dari zona nyaman, namun perlebarlah zona nyaman, keluarnya lebih jauh dengan perhitungan yang tepat yang sesuai tujuan.
Dimanapun, jadikan itu menjadi zona nyaman. Setiap ditempatkan dimana pun, dalam lingkungan apapun, pekerjaan apapun, harus dijadikan nyaman. Zona nyaman bukanlah sesuatu hal harus ditinggalkan, tapi harus dikejar. Zona nyaman seperti base, seperti bandara untuk landing, pelabuhan untuk bersandar, seperti manusia butuh zona nyaman untuk perhentian bukan berarti berhenti dalam arti sebenarnya. Namun ketika manusia tidak memperluas zona nyamannya, manusia menjadi tidak berkembang, sehingga apa maknanya hidup jika manusia tidak bereksplorasi.
Di masa sekarang, anak muda adalah orang-orang yang opportunis dan idealis, kesempatan itu selalu diambil untuk mendapatkan keuntungan semata, tanpa tahu tujuan diri mengambil kesempatan itu. Saat yg tepat untuk mengambil kesempatan adalah ketika kita yakin, dan mengetahui konsekuensi dan tujuannya.
Lalu bagaimana cara meminimalisir salah pilih kesempatan?
Teruntuk para mahasiswa/i, yang merupakan 2% dari 200jt orang, yg beruntung untuk melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang kuliah. Seharusnya kesempatan itu bukan hanya dijadikan ajang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kita tidak pernah tahu, kejutan apa yang akan diterima dari memanfaatkan segala peluang yang ada. Jadi tidak ada salahnya untuk kamu memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mencoba banyak pengalaman baru. Namun, kita harus cakap untuk berkata cukup.
Jadi kesimpulannya, peluang akan menjadi kesempatan yang baik ketika dengan perhitungan yang tepat dan sesuai dengan tujuan. Perhitungan yang tepat aka menjadikan orang menjadi totalitas, bukan memilih atau hanya memprioritaskan salah satu yang dipilihnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H