(Buat :iroh asro)
Di ambang batas rasa tak percaya
kita menyisir bandara demi bandara
memilin waktu melipat kota-kota
meninggalkan rumah yang belum berbenah
seprai lusuh di ranjang dan meja makan berantakan
lalu percakapan demi percakapan mengalir
ringan membawa tubuh kita
Hidup tak selurus landasan pacu
ia berkelok seperti sungai-sungai di bawah sana
mungkin pernah kita susuri bersama arusnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!