Mohon tunggu...
Asrizal Fauzi
Asrizal Fauzi Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

TENTANG PENULIS Penulis bernama lengkap Asrizal Fauzi. Lahir di Pangkalan Berandan, Langkat pada tanggal 12 September 1984. Nama ayah kandung H. Afifuddin dan nama ibu kandung Sri Rahayu. Penulis adalah anak ke-tiga dari empat bersaudara. Pada tahun 1990, penulis memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD Swasta No.1 YPDP di Pangkalan Berandan. Pada tahun 1996, penulis menempuh jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 1 Babalan, Pangkalan Berandan. Pada tahun 1999, penulis menempuh jenjang pendidikan di SMU Negeri 1 Babalan Pangkalan Berandan. Kemudian pada tahun 2002, penulis menempuh pendidikan jenjang S1 di Universitas Negeri Medan, jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni. Dan pada tahun 2015, penulis menempuh jenjang pendidikan S2 Program Studi Linguistik Terapan Bahasa Inggris (LTBI) di Universitas Negeri Medan (UNIMED). Tahun 2014 pernah mendapat beasiswa Short Course dari P4TK Bahasa dan FNU untuk Persiapan Pengajar Bahasa Mandarin selama 6 (enam) bulan di Negeri Tirai Bambu, Tiongkok tepatnya di Fujian Normal University, Fujian. Menikah dengan drg. Irni Kurnia Marika serta memiliki seorang putri Humaira Aqila Dzikra. Pengalaman mengajar sejak 2006 di SDN 060862 Pulo Brayan Medan dan YPI Amir Hamzah serta pernah singgah sebentar di BRI Cabang Utama Medan sebagai IT office. Saat ini penulis masih aktif mengajar di SMA Negeri 2 Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang sejak 2009 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan seorang Pemimpin (Koneksi antar Materi Modul 3.1)

3 Mei 2023   23:03 Diperbarui: 3 Mei 2023   23:04 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Koneksi Antarmateri: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Pratap Triloka adalah semangat yang digaungkan oleh KI Hajar Dewantara. Beliau adalah pahlawan pelopor pendidikan di Indonesia dan kelahirannya kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Filosofi Pratap Triloka terdiri dari tiga semboyan yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Semboyan tersebut memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan. Dari tiga semboyan tersebut, Tut Wuri Handayani digunakan sebagai Slogan Pendidikan di Indonesia. Semboyan yang dicetuskan oleh KI Hajar Dewantara tersebut seolah menjadi semboyan yang tidak lekang oleh zaman. Di era sekarang, yang bisa kita sebut dengan era globalisasi pun semboyan tersebut masih sesuai dengan kondisi pendidikan di zaman sekarang. Dalam semboyan tersebut seorang guru harus memberikan contoh/tauladan yang baik bagi siswanya. Tauladan tersebut berupa praktik baik dan karakter baik yang diperlihatkan guru kepada siswa sehingga menjadikan siswa pribadi yang terbiasa dengan lingkungan yang baik, diharapkan dengan pembiasaan lingkungan yang baik dapat membentuk karakter siswa yang baik pula. Semboyan ing madya mangun karsa digunakan guru sebagai pemimpin pembelajaran untuk memberikan motivasi kepada siswa tentang apa yang dipelajari dan hal baik yang harus dipraktekkan siswa. Di era globalisasi ini, pembelajaran tidak lagi hanya berkutat pada apa yang disampaikan guru saja, tetapi guru lebih ke arah fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam pembeajaran. Siswa dapat mengakses pengetahuan mereka dari berbagai sumber. Teknologi informasi dan komunikasi yang sangat berkembang pesat menjadikan siswa dapat belajar lebih luas. Disinilah peran guru sebagai pemimpin pembelajaran dituntut untuk dapat mengelola pembelajaran yang berkualitas dengan memanfaatkan sarana dan prasarana di sekitar. Penggunaan teknologi digital juga memiliki efek negatif. Disinilah peran guru dalam mengambil keputusan dalam pemimpin pembelajaran diuji. Guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran dengan memanfaatkan sarana teknologi dengan meminimalkan atau bahkan menghilangkan efek negatif dari sarana tersebut. Hubungan slogan yang ketiga pada Pratap Triloka, tut wuri handayani dengan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran adalah seorang guru mendukung dalam pengembangan potensi siswa. Setiap siswa memiliki potensi pribadi masing-masing. Guru dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki siswa dan memberikan dukungan terhadap potensi mereka. Dukungan potensi dapat dilakukan guru dalam pembelajaran, guru dapat menerapkan pembelajaran differensiasi yang mendukung setiap potensi dan karakteristik setiap siswa. Dengan guru memberikan dukungan terhadap potensi siswa, menjadikan siswa nyaman dalam belajar dan mereka juga dapat mengembangkan potensi dalam dirinya

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Perilaku seseorang dalam berinteraksi dan berbicara terkadang merupakan cerminan dari nilai-nilai yang tertanam dan dianut oleh diri seseorang. Hal ini juga akan berpengaruh pada proses keputusan yang akan diambil ketika seseorang tersebut akan mengambil keputusan. Sehingga dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, nantinya dan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills), akan mempengaruhi seseoranng sehingga juga akan mengarah pada terwujudnya sikap Tut wuri handayani . Hal ini dapat dilakukan oeh seorang pendidik dengan memberikan dorongan secara moril maupun materil bagi semua warga sekolah. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri pendidik akan mewarnai setiap pengambilan keputusaan. Nilai kejujuran, integritas sebagi pendidik akan tergambar dalam keteladanan dan kebijakan --- kebijakan yang diambil dalam setiap keputusan

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. 

Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan langkah-langkah yang mengacu pada prinsip tertentu, karen dalam pengambilan keputusan berkaitan erat dengan masa depan suatu organisasi, apalagi menyangkut pada keputusan yang sifatnya strategis. Salah satu faktor yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan adalah keterampilan coaching. Sebagai pendidik, guru harus memiliki keterampilan coaching.
Selama proses pembelajaran, pendampingan dalam pengujian pengambilan keputusan melalui kegiatan coaching (bimbingan) yang dilakukan oleh fasilitator saya rasakan sangat efektif dalam membantu pemahaman saya.

Beberapa praktik coaching dapat memberi gambaran yang utuh untuk dapat diterapkan di sekolah. Keputusan yang diambil dengan teknik coaching diharapkan dapat mengedepankan landasan etika, nilai-nilai kebajikan, sesuai dengan visi misi sekolah yang berpihak pada murid serta akan terwujudnya budaya positif di lingkungan sekolah. Teknik coaching yang dilakukan dengan prinsip kesetaraan, sehingga tidak terkesan menggurui tapi justru akan menimbulkan rasa nyaman sehingga komunikasi antara coach dan coachee akan mampu mengidentifikasi permasalahan dan dapat menyampaikan pertanyaan berbobot dari coachee. Begitu pula dengan coachee yang dengan rasa nyaman dapat menyampaikan hambatan --- hambatan dan dapat menemukan solusi yang sesuai. Hal ini karena coach mampu menjadi pendengar yang baik sehingga mampu membantu menguraikan permasalahan melalui pertanyaan-pertanyaan berbobot. Dengan coaching, guru dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai coach yang baik guru memiliki harapan terhadap siswanya sehingga dapat menjalankan seluruh tugas dan kewajiban yang diberikan di sekolah dengan baik.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Pengambilan keputusan sangan dipengaruhi oleh kemampuan dan kesadaran dalam mengenali aspek sosila emosional seseorang. Pengambilan keputusan segogyanya didasari dan dilandaskan pada nilai-nilai kebajikan serta regulasi yang ada dengan berpedoman pada 9 langkah pengambilan keputusan. Melalui kedua dasar tersebut kita dapat menganalisis sehingga dapat membedakan antara dilema etika atau bujukan moral.

Kepekaan sosial emosional seseorang akan menumbuhkan empati dan simpati, sehingga dapat menempatkan diri untuk bisa mengenal orang lain . Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta didik alami, sehingga kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, disaat harus melakukan pengambilan keputusan. Guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran akan bertindak atas dasar keberpihakan pada murid. Dalam setiap keputusannya harus mempertimbangkan bayak hal yang bermuara pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan berlandaskan pada 4 paradigma yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang, 3 prinsip yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dilakukan dengan 9 langkah yaitu:

  • Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
  • Menentukan siapa saja yang terlibat
  • Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
  • Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola
  • Pengujian paradigma benar lawan benar
  • Prinsip Pengambilan Keputusan
  • Investigasi Opsi Trilemma
  • Buat Keputusan
  • Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun