Mohon tunggu...
Asri Satrianingrum
Asri Satrianingrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai suatu hal yang menyenangkan bagi saya. Tentu saja, kata "menyenangkan" terkesan begitu subjektif dan perkara ini tergantung bagaimana kalian mengimaninya masing-masing. Bagi saya, menyenangkan terbagi menjadi banyak hal yang random, seperti memasak telor mata sapi tidak gosong, menyelesaikan buku tebal, menamatkan series yang menegangkan, dan memotret kehidupan dari sudut pandang seorang saya (panggil saja Arum).

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Seni Berkehidupan Nyeni

10 Juni 2024   23:53 Diperbarui: 11 Juni 2024   00:02 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai hidup nyeni dan damai yang diimpikan seluruh umat manusia, hendaknya perlu melihat dari berbagai sudut pandang kehidupan. Bangun pagi dalam keadaan segar, kemudian sarapan dengan lauk-pauk yang menjalar, berangkat sekolah atau kerja dengan lancar, kembali pulang tanpa adanya lemburan, melukis di kanvas bertemakan pemandangan, karaoke tanpa harus mengikuti aturan, dan hidup layaknya pensiunan menjadi salah satu contoh hidup damai---setidaknya diperlancar semua urusan. Namun, apakah dalam pelaksanaannya juga semudah dengan yang dibayangkan?

Setiap manusia telah memilih jalan hidupnya masing-masing, meskipun dalam pencariannya berbeda-beda rintangan yang dihadapinya. Setiap pedoman dan prinsip dalam menjalani kehidupan dapat dikatakan sebagai sebuah seni; seni memilih hidup; nyeni dalam menjalani hidup. Setiap seni yang dilakukan, tentunya banyak unsur-unsur yang berperan dan menjadi damai bahagia merupakan salah satu tujuannya.

Seni dapat didefinisikan secara abstrak bergantung pada sudut pandang masing-masing. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni dapat diartikan ke dalam banyak arti, seperti halus; lembut dan tinggi; mungil dan elok, adapun keahlian membuat karya yang bermutu; karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran, ataupun kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai; dan orang yang berkesanggupan luar biasa; genius. Sementara itu, nyeni dapat dimaknai dengan tindakan atau perbuatan yang menghasilkan seni. Dengan begitu, dapat diambil kesimpulan bahwa hidup nyeni merupakan sebuah kehidupan yang di dalamnya menghasilkan seni atau dibalut dengan seni.

Hidup dengan teratur meskipun tanpa ada aturan menjadi salah satu contoh nyeni di dalam kehidupan, contohnya dapat dijabarkan sebagai berikut. Sebelum tidur, seseorang sudah mengetahui kegiatan yang akan dilakukan besok pagi, seperti bangun pagi tanpa kesiangan; jogging atau jalan kaki keliling kampus sekitar 30 menit, pulangnya membeli ketoprak dan es jeruk di bundaran agro, mencuci pakaian yang telah direndam saat bangun tidur, beres-beres kos, mandi, dan tidur siang. Kegiatan-kegiatan tersebut bukan merupakan aturan "saklek" yang wajib dilakukan dan apabila ada beberapa hal yang menyimpang dari jadwal bukanlah sebuah masalah yang memberatkan. Dengan demikian, dalam kesehariannya, orang tersebut sudah memiliki gambaran awal akan apa yang harus dilaksanakan, meskipun tidak semua berjalan dengan lancar.

Untuk memiliki "hidup yang teratur" diperlukan konsistensi dan kedisiplinan yang cukup tinggi. Salah satu tantangan terberat dalam menjalaninya adalah perihal konsistensi yang kerap kali sukar dilakukan. Ambil saja contoh konsistensi bangun tidur pukul 05.00 pagi, ketika tiga hari telah berhasil melakukan dan di hari berikutnya bangun pagi pukul 06.00, maka di situlah perihal konsistensi diuji. Pada keesokan harinya pikiran akan terdoktrin untuk tidak bangun pukul lima pagi dan konsistensi mulai berkurang, bahkan perlahan menghilang. Oleh karena itu, konsistensi perlu diimbangi dengan disiplin karena kedua hal tersebut saling berkaitan dan berkesinambungan.

Hidup nyeni lainnya yang kerap kali luput dalam pandangan orang-orang adalah bersyukur terhadap segala yang diberikan Tuhan. Bersyukur adalah seni--seni mensyukuri kehidupan. Banyaknya ketidakpastian dalam kehidupan, kegagalan dalam tiap percobaan, kekhawatiran terhadap masa depan, dan kehampaan dalam kesendirian membuat manusia acap kali lupa untuk mengucapkan syukur. Padahal, mengucapkan rasa syukur bukanlah merupakan hal yang sulit, sebatas berterima kasih kepada Yang Kuasa sudah termasuk ke dalam bentuk syukur. Apresiasi terhadap diri sendiri juga diperlukan sebagai ungkapan terima kasih karena telah menjalani kehidupan dengan baik, tidak mudah menyerah di tengah jalan, dan selalu sabar dalam menghadapi cobaan. Selain itu, perlunya berterima kasih dan mendoakan orang di sekeliling yang turut membantu menjalani kehidupan juga merupakan bentuk rasa syukur.

Memiliki kebahagiaan dalam hidup merupakan pilihan yang selayaknya harus diusahakan dan menjalani kehidupan dengan nyeni merupakan salah satu jalan menuju kebahagiaan tersebut. Selalu waras dan tidak merasa kekurangan menjadi salah satu privilege yang sudah sepatutnya disyukuri, merasa cukup terhadap apa yang dimiliki juga menjadi faktor yang menentukan kebahagiaan itu sendiri. Hidup nyeni bukanlah sebuah kewajiban, tetapi dengan memiliki seni dalam hidup dapat membawa kehidupan itu menjadi suatu hal yang menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun