Mohon tunggu...
Asrini Indah
Asrini Indah Mohon Tunggu... -

Karena keyakinan lahirnya dari hati

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengenal Suku Tatar (Muslim) Polandia - Bagian Akhir

31 Mei 2010   22:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:50 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Artikel ini merupakan sambungan dari: Mengenal Suku Tatar (Muslim) Polandia - Bagian 1

Masjid Bohoniki

[caption id="attachment_154920" align="aligncenter" width="285" caption="Masjid Bohoniki. Dok. milik pribadi"][/caption]

Desa Bohoniki juga merupakan salah satu wilayah yang diberikan kepada suku Tatar oleh Jan Sobieski III.Di sinilah kami kembali menginjakkan kaki untuk mengenal lebih jauh sejarah Islam dan suku Tatar.

Seorang wanita paruh baya datang menghampiri, rupanya Beliau adalah tour guide kami hari itu. Masjid Bohoniki ini dibangun sekitar pertengahan abad ke 16.Seperti Masjid Kruszyniany, Bohoniki pada Perang Dunia II juga pernah dijadikan rumah sakit terbuka dan pernah mengalami kerusakan, walaupun tidak separah Masjid Kruszyniany

[caption id="attachment_154923" align="alignright" width="247" caption="Dalam Masjid Bohoniki. Dok.milik pribadi"][/caption]

Kesamaan lainnya dengan Masjid Kruszyniany adalah mimbar yang dibuat sekitar abad ke 19 dan memiliki empat anak tangga, kemudian bangunan masjid yang terbuat dari balok dan dilapisi kayu.Tempat shalat wanita dan pria juga tersedia, perbedaan yang paling menonjol adalah Bohoniki hanya memiliki satu menara.

Di ruangan pertama dekat pintu masuk ada begitu banyak cinderamata yang bisa kita beli mulai dari pembatas buku, kalendar, kaos hingga dompet kecil dengan tulisan Bohoniki ataupun kaligrafi arab. Jika saat memasuki masjid Kruszyniany kita diwajibkan membayar 4 zl (kurang lebih Rp. 12.000 / orang) di Bohoniki 3 zl (kurang lebih Rp. 9.000 / orang).

Seperti di Kruszyniany, suku Tatar yang hidup dan menetap di Bohoniki hanya tinggal 4 kepala keluarga. Kebanyakan generasi muda sudah berpindah ke kota yang lebih besar untuk bekerja.

Pemakaman Muslim di Bohoniki

[caption id="attachment_154924" align="alignleft" width="297" caption="Pemakaman Muslim di Bohoniki. Dok.milik pribadi"][/caption]

Inilah pemakaman Muslim yang sempat kami kunjungi. Dibangun pada abad ke 18, pemakaman ini terletak sekitar 400 meter dari desa Bohoniki.

[caption id="attachment_154934" align="alignright" width="331" caption="Makam Seorang Imam. Dok. milik pribadi"][/caption]

Seperti yang bisa anda lihat pada dokumentasi saya, kuburan-kuburan baru sudah mengadopsi pemakaman orang Polandia  pada umumnya (batu nisan terbuat dari marmer dan posisinya yang cukup tinggi dan berukuran lebar). Namun ada juga batu nisan yang sangat tua yang bahkan sudah tidak bisa terbaca.

Tatarska Jurta (Rumah Makan Khas Tatar)

[caption id="attachment_154925" align="alignleft" width="290" caption="Dalam Rumah Makan. Dok.milik pribadi"][/caption]

Setelah perjalanan yang cukup panjang kami menyempatkan singgah di Tatarska Jurta. Rumah makan yang menyediakan makanan khas suku Tatar ini terletak di desa Kruszyniany dan tidak begitu jauh dari Masjid.

Rumah makan ini memiliki dekorasi yang sangat menarik mulai dari dekorasi islami seperti sajadah, kaligrafi arab, pedang perang hingga baju tradisional suku Tatar.

[caption id="attachment_154926" align="alignright" width="265" caption="Kołduny Tatarskie Dok.milik pribadi"][/caption]

Dua jenis makanan yang saya dan suami coba adalah: Kołduny tatarskie bentuknya menyerupai kue khas Makassar (jalangkote) namun direbus dan terdapat daging sapi atau domba dan dihadirkan dengan kaldu ayam. Yang kedua adalah Kibiny, semacam roti panggang yang dalamnya diisi dengan kol, daging ayam turkey dan bawang. Satu hal yang perlu digaris bawahi, minuman berakohol tidak tersedia di rumah makan ini.

Ibu Dzenneta Bogdanowicz, selaku pemilik rumah makan juga memiliki penginapan khusunya bagi mereka yang tidak hanya sekedar ingin mengunjungi Masjid tapi juga mencicipi makanan khas, mengenal budaya sekaligus agrowisata.  Disebutkan bahwa pangeran Charles bahkan sudah pernah mencoba makanan Ibu Dzenneta.

Saat ini diperkirakan ada kurang lebih 5000 orang Tatar di Polandia.

Terima kasih dan semoga bermanfaat.

Sumber:

The Tatar Trail – Kruszniany and surruoundings 2009. (milik pribadi)

http://www.kruszyniany.pl/index.html(Bahasa Polandia)

==========

Berhubung saya tidak bisa mendapatkan video embed code-nya, pada link berikut bisa anda saksikan saat pangeran Charles berkunjung ke Masjid Kruszyniany bulan Maret silam, kemudian ada juga sedikit liputan mengenai rumah makan Tatarska Jurta bahkan mantan Dubes RI untuk Polandia, Bapak Haz Pohan  masuk dalam liputan oleh AFP ini saat menjalankan Ibadah shalat berjamaah.

Silahkan Klik di sini (Poland's Tatar keep the faith).

video berikut adalah liputan seorang keturunan Tatar Polandia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun