Mohon tunggu...
Asrina
Asrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Asrina

Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Street Food Tidak Kalah Enak

14 Desember 2021   22:23 Diperbarui: 14 Desember 2021   23:03 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa bilang street food tidak enak?
        Banyak orang yang mengatakan makanan yang berada di pinggir jalan yang biasa disebut dengan Street food atau di kaki lima itu tidak enak, tidak sehat, dan lain sebagainya. Tetapi, justru makanan yang seperti ini digemari juga oleh banyak orang, karena selain harganya yang terjangkau juga rasanya tidak kalah enak dengan makanan yang berada di tempat mewah dan cukup mahal. Dengan adanya street food orang-orang dapat memanjakan lidah dengan menikmati makanan yang enak dan mengenyangkan, tanpa harus mengeluarkan biaya banyak.
        Salah satu warung sederhana yang cukup digemari oleh orang-orang yaitu angkringan Kamia yang dikelola oleh ibu Dani Setitis bersama keluarga. Pilihan makanan yang disediakan yaitu berbagai menu utama, makanan ringan, dan aneka macam minuman. Makanan dimasak masih dengan menggunakan tungku sehingga rasanya lebih autentik. Kapasitas produksi yang dihasilkan tergantung dari keuntungan, jika hari ini semua makanan terjual habis maka keesokan hari akan menambah kapasitas untuk mengantisipasi peningkatan permintaan. Selain itu juga jika ada pesanan kue atau catering akan diterima, untuk memenuhi permintaan konsumen.
        Lokasi Angkringan Kamia berada di Jalan Gonjen, Tamantirto, Kec. Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan utama pemilik usaha memilih membuka warung di lokasi tersebut karena tempatnya yang strategis berada di pinggir jalan dan dekat dengan kos kosan mahasiswa sehingga sangat mudah untuk dijangkau. Angkringan Kamia dibuka mulai dari pukul 10.00 pagi dan tutup pukul 21.00/22.00 malam. Ibu Dani Setitis mengatakan "sebelum ada pandemi, angkringan tutup pukul 23.00 sampai 24.30, itu karena larisnya kalau malam".
        Bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk pangan dibeli langsung dari pasar kemudian sebelum diolah, bahan baku yang berasal dari produk pertanian dan perikanan di simpan dalam lemari pendingin sebagai proses pengawetan agar tetap segar sampai dihasilkan menjadi makanan sajian. Urutan rantai pasokan produk pangan dimulai dari bahan baku -- manufaktur - konsumen. Jadi, untuk menghasilkan suatu produk pangan dimulai dengan membeli bahan baku dari pasar kemudian diolah menjadi makanan sajian hingga sampai kepada konsumen.
        Karena mengolah makanan menggunakan bahan baku yang baik dan masih segar sehingga kualitas makanan yang dihasilkan memiliki cita rasa yang lezat, selain itu dalam pengolahan makanan penjual sangat memperhatikan kebersihan agar makanan sajian yang dihasilkan sehat dan tidak cepat basi, terutama untuk alat-alat yang digunakan untuk memasak harus selalu diperhatikan kebersihannya. Tidak hanya kualitas makanan yang lezat, sehat dan memliki daya tahan, kualitas lain yang dirasakan oleh konsumen yaitu dari pelayanannya, penjual sangat ramah dan cepat dalam melayani pembeli. Ibu Dani Setitis mengatakan " Kalau mau dapat pelanggan banyak bersikap yang ramah."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun