Mohon tunggu...
Asrimah Pangestia
Asrimah Pangestia Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Pend.Sosiologi UNY

Selanjutnya

Tutup

Politik

TOLAK PARTAI MASUK KAMPUS: ALIANSI MAHASISWA UNY TUNTUT BEM KM UNY BUBARKAN DIALOG KEBANGSAAN

30 Maret 2014   05:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan umum Legislatif dan pemilihan umum Presiden tampaknya tinggal menunggu hitungan hari, tak heran jika kemudian banyak kasus yang muncul dan membuat panas pesta demokrasi. Masa kampanye akhir-akhir ini juga tak luput dari sorot mata dan kamera seolah menjadi penggembira atau sekedar even pelengakap demokrasi dan pemicu kasus maupun polemik ditengah masyarakat. Kampanye yang dilakukan oleh partai politik sebagai ajang untuk menyampaikan visi dan misi partainya merupakan hak bagi tiap-tiap partai politik hanya saja dalam kampanye tersebut tidak boleh menyalahi aturan perundang-undanganan yang berlaku.

Panasnya iklim politik tak hanya dirasakan dilingkungan masyarakat pada umumnya, kampus sebagai institusi pendidikan ternyata juga tidak lepas dari pengaruh iklim politik yang memanas. UNY sebagai kampus pendidikan memunculkan gagasan untuk mengadakan suatu dialog kebangsaan dengan tema satu hari lebih dekat bersama 12 partai politik. Acara yang diadakan di gedung Auditorium UNY pada hari Sabtu, 29 Maret 2014 ternyata menimbulkan polemik ditengah mahasiswa.

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa (BEM FIS UNY, DPM FIS UNY, DPM KM UNY, HIMA IAN, HMPG, HMIS, HMPS, HIMA DILOGI, HIMA PKnH, HIMA DIPSOS, UKMF AL-ISHLAH, UKMF SCREEN) menolak dilaksanakannya dialog kebangsaan tersebut yang menghadirkan 12 partai politik. Aksi penolakan dilakukan di depan gedung Auditorium UNY pada Sabtu pagi 29 Maret 2014 pukul 07.50 WIB. Aliansi mahasiswa menuntut BEM KM UNY untuk segera menggagalkan acara dialog kebangsaan dengan alasan tidak sesuai dengan landasan yuridis yang berlaku.

Di jelaskan pada UU Pemilu No. 8 Tahun 2012 (Pasal 86 ayat 1 Poin h) yang menyatakan adanya “pelarangan bentuk kampanye menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan”. Mengacu pada peraturan perundangan tersebut sangat jelas bahwa kampus seharusnya netral dari kampanye maupun pengaruh dari partai politik. Bahkan di dalam SK DIKTI No. 26 Tahun 2002 diatur bahwa “Larangan terhadap partai politik melakukan semua kegiatan didalam lingkungan kampus”. Kekhawatiran aliansi mahasiswa adalah masuknya partai politik di lingkungan kampus menjadi ajang politik praktis dan berakibat pada citra negative kampus sebagai lembaga pendidikan yang netral dari pengaruh partai politik.

Dialog kebangsaan yang menghadirkan 12 partai politik sangat tidak mungkin jika unsur-unsur kampanye tidak dibubuhkan didalamnya secara tidak langsung hal ini dapat disebut sebagai praktik politik praktis. Hal itulah yang kemudian menjadi landasan aliansi mahasiswa yang menyatakan dirinya sebagai “Gerakan Mahasiswa Menolak Parpol Masuk Kampus” bersikeras dan menyatakan tuntutannya kepada BEM KM UNY sebagai panitia penyelenggara untuk menolak parpol atau wakil parpol sebagai narasumber dalam dialog kebangsaan, menolak kegiatan dalam bentuk apapun yang diselenggarakan oleh BEM KM UNY atau pihak UNY yang bertendensi kedalam politik praktis dalam konteks pemilihan umum tahun 2014 dan menuntut untuk mengembalikan UNY sesuai dengan filosofi perguruan tinggi.

Bapak DR. Sumaryanto, M.Kes (Wakil Rektor III) saat di temui di depan Auditorium memberi tanggapannya terhadap aksi yang dilakukan oleh aliansi mahasiswa bahwa beliau memberikan apresiasi yang sangat besar terhadap mereka karena kritis dan perbedaan pendapat di kalangan mahasiswa adalah hal yang wajar. Beliau memberikan keterangan bahwa dialog kebangsaan tersebut sudah sesuai dengan peraturan yang ada, karena memang sebelumnya sudah ada izin dari KPU, BAWASLU dan ke semua partai politik di undang. Acara tersebut diadakan dengan pertimbangan bahwa mahasiswa membutuhkan informasi dari masing-masing partai dan dengan diadakannya dialog akademis tersebut mahasiswa memiliki ruang untuk dapat saling memberi masukan terhadap partai politik.

Aksi yang dilakukan oleh aliansi mahasiswa UNY ternyata di manfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan selebaran-selebaran yang berusaha untuk memecah belah. Namun tidak lama kemudian penyusup dapat diamankan.

Kekesalan aliansi mahasiswa semakin menjadi-jadi ketika tuntutannya belum juga mendapat tanggapan dari pihak BEM KM UNY sehingga massa berusaha untuk menerobos masuk kedalam gedung Auditorium UNY. Sayangnya tidak mudah untuk dapat masuk kedalam gedung Auditorium karena terhalang satpam dan sie.keamanan yang berusaha untuk mengamankan acara tersebut.

Melalui berbagai cara akhirnya dari aliansi mahasiswa diberi kesempatan untuk masuk ke Auditorium dan menyampaikan petisi di depan seluruh mahasiswa, BEM KM UNY, Perwakilan dari partai politik serta civitas akademis yang hadir dalam dialog kebangsaan tersebut.

Peristiwa hari ini setidaknya dapat memberikan pelajaran kepada kita bahwa setiap orang memiliki perspektif sendiri-sendiri dalam menyikapi suatu hal sehingga perbedaan pendapat adalah suatu hal yang wajar. Aksi mahasiswa bukanlah suatu bentuk anarkisme namun sebagai bentuk apresiasi terhadap suatu kebijakan, terkadang pembuat kebijakan perlu “digertak” supaya sadar dan bisa intropeksi agar dapat memahami seberapa besar kebijakannya memberikan pengaruh terhadap kemaslahatan bersama.

Sebagai mahasiswa di kampus pergerakan saya berargumen bahwa saya tidak menyalahkan kebijakan kampus yang menyediakan ruang kepada mahasiswa untuk mendapatkan informasi tentang partai politik, saya positif thinking. Hanya saja kenapa dalam memberikan informasi tersebut yang di undang sebagai narasumber adalah para wakil partai, kenapa tidak ahli politik, KPU, BAWASLU atau pihak-pihak yang berwenang menangani masalah pemilihan umum dalam hal ini adalah pihak yang netral? Tentunya hal itu dapat meminimalisir terjadinya polemik di tengah-tengah mahasiswa. Pastinya jika dialog kebangsaan yang menghadirkan 12 partai politik diadakan tidak pada saat-saat mendekati pemilihan umum mungkin yang terjadi nuansa politik terutama di kampus UNY tidak sepanas ini. Untuk para Aliansi mahasiswa UNY bersikaplah arif, BEM KM bukan penghianat mahasiswa mungkin niat mereka baik hanya saja caranya yang kurang tepat. Semoga kesalahan maupun kebaikan pada hari ini dapat menjadi guru terbaik. Hidup Mahasiswa !!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun