Mohon tunggu...
Muhammad Asri Amin
Muhammad Asri Amin Mohon Tunggu... Freelance consultant -

Dokter umum, pemerhati epidemiologi penyakit menular dan komunikasi kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sportifitas Perang Suku di Papua

18 Mei 2010   02:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:09 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perang antar suku di Papua bisa berlangsung lama bisa pula segera berhenti tergantung kesepakatan ketua adat masing-masing, salah satu persyaratan untuk berdamai adalah jika kerugian jiwa atau jumlah yang meninggal antara ke dua suku yang berperang sudah sama. Selama masih ada selisih dalam jumlah korban tewas akibat perang maka perang akan berlanjut.

Aturan lain dalam perang adalah waktu jeda perang (pause) yaitu memasuki malam hari dan waktu rehat siang ini dimanfaatkan untuk makan dan kebutuhan lain. Perang tidak memperbolehkan melukai wanita dan anak-anak.

Pada umumnya dalam perang antar suku mereka tidak menyerang suku lain yang bukan merupakan lawan perang, mungkin karena mereka tidak mau menambah musuh.

Walaupun orang-orang yang sedang berperang tidak menyerang orang lain tapi lebih bijaksana menghindari wilayah dimana sedang berkecamuk perang suku ini, tanda yang menunjukkan ada perang biasanya adalah jalan-jalan disekitar kampung menjadi senyap tidak ada orang yang lalu lalang. Demikian juga jika perang baru dimulai maka terlihat ada kerumunan orang yang membawa busur dan panah, mudah terlihat dari jauh karena busur yang dipakai cukup panjang. Bedakan dengan kerumunan biasa dimana orang-orang yang membawa busur biasanya jarang. Jika sedang melewati jalan dan terlihat banyak orang berlari menuju satu arah atau menghindari suatu wilayah maka cobalah berhenti dan bertanya .......eeeeee ada apa ? jangan sampai anda memasuki wilayah yang sedang ada perang, lebih celaka lagi jika yang terlibat perang adalah suku yang sama dengan etnis anda maka mau tak mau anda masuk kedalam target.

misal anda adalah orang Bugis janganlah merasa bahwa tidak mungkin terjadi perang suku antara salah satu suku di Papua dengan orang Bugis itu bisa saja terjadi, ingat......ingat penyebab perang bisa dari berbagai kesalah pahaman. Pernah suatu kali penulis pulang dari suatu acara kunjungan diluar negri dan langsung pulang ke Timika, sewaktu pesawat mendekati landasan di Timika saya lihat airport sepi, taksi maupun ojek tak ada, untung ada rekan yang menjemput saya perhatikan wajah penjemput saya dan diapun berbisik memberi tahu bahwa ada perang suku sewaktu saya menanyakan suku apa yang berperang ? diapun menjawab suku bugis..wah....bisa celaka aku .......kawan yang menjemput merasa aman karena dia dari Bali .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun