Hubungan yang akrab dan budaya Indonesia dapat dilihat dari besarnya perhatian para anggota keluarga kepada anggota keluarga yang lain terutama jika ada seorang anggota keluarga yang terkena musibah misalnya; jatuh sakit maka dengan segera para kerabat deatang membesuk ketempat dimana si sakit dirawat, apakah itu dirawat di rumah sakit atau di rawat sendiri di rumah.
Pembesuk orang sakit adalah masalah tersendiri bagi sipenderita dan bagi pengelola rumah sakit, banyaknya jumlah pembesuk menyebabkan seorang yang sakit dan perlu beristirahat bahkan tak dapat beristirahat dengan baik karena harus meluangkan waktu untuk menerima pembesuk yang berkunjung. Kondisi ini menyebabkan rasa serba salah karena pembesuk ingin mengekpesikan rasa simpathy dan sebaliknya yang sakit juga harus memperlihatkan rasa terima kasih karena dikunjungi.
Jam besuk yang diterapkan oleh rumah sakit sedikit banyaknya cukup membantu pasien dan rumah sakit dalam membatasi jumlah pengunjung. Tapi sering kali anggota keluarga terdekat akan menunggui juga pasien selama dua puluh empat jam penuh, ada kakak, adik, ayah /ibu semua ikut bergantian menunggui anngota keluarga tersayang yang sedang dirawat inap.
Banyaknya jumlah pengunjung dan penunggu pasien di Rumah sakit (terutama RSU pemerintah) bahkan merupakan masalah tersendiri karena rumah sakit harus ikut menyiapkan ruang untuk para penunggu pasien, fasilitas umum yang ada di rumah sakit seperti toilet, kamar mandi, tempat penbuangan sampah dipakai juga oleh para penunggu orang sakit sehingga tentu saja menjadiover used.
Dalam kunjungan kesalah satu rumah sakit di Makassar baru-baru ini,tiba-tiba terlintas ide alangkah baiknya jika dipasang CCTV kamera pada tempat dimana pasien di rawat, terutama pasien anak, sehingga pasien tidak perlu masuk kedalam ruangan tapi hanya melihat melalui layar kaca saja, selanjutnya juga dapat terjadi interaksi antara pasien dewasa dengan pembesuk melewati layar kaca. Ide ini sudah disampaikan ke kepala rumah sakit semoga bisa dicoba dan bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H