Cacing tanah yang panjang dan gemuk berwarna merah gelap merayap-rayap di dinding kamar mandi rumah kami, pada awal-awalnya hanya seekor atau dua ekor sehari tapi makin hari makin banyak, cacing-cacing yang merayap dilantai kamar mandi atau pada dinding kamar mandi dapat diangkat secara manual yaitu dilepaskan memakai lidi kemudian di masukkan ke lubang WC kemudian di Flush atau disiram air.
Bentuk cacing dan kontur tubuh yang licin mengkilap menimbulkan rasa jijik bagi sebagian orang apalagi kalau tiba-tiba sudah merayap dekat kaki akan otomatis berteriak-teriak. Cacing-cacing gemuk itu muncul dari celah-celah keramik lantai kamar mandi, sekalipun sudah dilakukan upaya menutup sela-sela diantara lempengan keramik tapi tetap saja ada cacing yang muncul dari lubang pembuangan atau entah dari lubang mana lagi.
Cara lain untuk mematikan cacing adalah dengan menetesi obat pembersih lantai atau dengan memberi serbuk garam, cacing-cacing itu akan menggeliat beberapa kali terus melingkar diam berarti cacingnya sudah mati selanjutnya dapat disiram agar kembali masuk kelubang pembuangan air habis pakai.
Cacing tanah jenis besar ini kalau masuk kedalam air bak mandi akan menyebabkan air itu akan berbau amis. Sehingga air bak harus dibuang dan diganti. Kemunculan cacing tanah yang terlampau sering menyebabkan kami memanggil ahli bangunan untuk melakukan penilaian.
Beliau menanyakan tentang septik tank atau tangki penampungan tinja. Ternyata septik tank kami sudah lama tak disedot karena tak ada tanda-tanda penuh. Bahkan setelah dicheck ternyata kosong. Menurut ahli bangunan itu kemungkinan kotoran yang berasal dari WC dalam rumah tak tersalurkan kedalam septik tank ini berarti ada sumbatan pada saluran tersebut sehingga tinja tertampung disuatu tempat dibawah lantai rumah. Mungkin ada cekungan atau lubang lain dibawah lantai rumah.
Hal ini ternyata sering terjadi pada rumah-rumah yang dibangun oleh kontraktor pada perusahaan pengembang perumahan, bagian-bagian rumah yang tak terlihat seperti saluran pembuangan, septik tank dan lain-lain dibuat seadanya namun sulit terpantau oleh pembeli rumah atau ketahuan setelah beberapa bulan/tahun kemudian. Jika pemilik rumah kemudian harus membongkar struktur bangunan untuk melakukan perbaikan pada saluran pembuang WC sampai ke septik tank termasuk membongkar lantai rumah maka biaya akan ditanggung sendiri oleh pembeli/pemilik rumah. Biaya perbaikan diatas sudah pasti menghabiskan beberapa juta rupiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H