Mohon tunggu...
Muhammad Asri Amin
Muhammad Asri Amin Mohon Tunggu... Freelance consultant -

Dokter umum, pemerhati epidemiologi penyakit menular dan komunikasi kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jika Rhoma dan Ruhut Bersatu

18 Desember 2012   23:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:24 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa waktu lalu Raden Haji Oma Irama dengan berani telah menyatakan diri sebagai calon presiden RI dan bahkantampaknya sudah ada parpol yang bersedia mendukung Rhoma. Masih baru dalam ingatan kita ketika beliau menyatakan diri bersedia menjadi calon presiden maka muncul berbagai komentar disemua media dan salah seorang yang memberi komentar yang sedikit sinis adalah Bang Ruhut Sitompul itulah.

Mungkin saja Pak Sby mengikuti perkembangan tersebut dan merasa bahwa komentar yang dikeluarkan oleh bang Ruhut itu termasuk kategori tidak santun. PKB sebagai salah satu partai mitra koalisi PD tentu punya perhitungan tersendiri sehingga mau mendukung bang Rhoma.Dan untuk itu Pak Sby pastilah menghormati sang mitra yang setia itu.

Sampai hari ini PD belum memastikan siapa yang akan ditunjuk sebagai calon presiden, siapa tau Demokrat akan mau mendukung Rhoma....siapa tau....he he he dibandingkan dengan Anas gimana pendapat anda....?

Ruhut sebagai orang yang ditinggalkan Demokrat tentu merasa tertantang untuk eksis apakah dengan membuat partai baru atau mencari partai cantelan lain, tapi karena calon wapres untuk Bang Rhoma belum ada maka tentu tak ada salahnya berduet....bukan untuk nyanyi dangdutkarena saya meragukan kemampuan dangdut dari bang Ruhut....tapi makudnya joint power lah untuk maju sebagai capres dan cawapres ( apa bedanya dengan Jokowi –Ahok) nampaknya agak memper begitu to ? Satu muslim dan satunya non muslim.....mantap to ?

Pasangan ini boleh dikatakan mewakili Nusantara, keduanya terkenal dan sering tampil di media, ahli hukum yang anti korupsi dan muballigh yang tak pernah korupsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun