Mohon tunggu...
Muhammad Asri Amin
Muhammad Asri Amin Mohon Tunggu... Freelance consultant -

Dokter umum, pemerhati epidemiologi penyakit menular dan komunikasi kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Alat Pendeteksi Virus MERS? Yang Benar Aja

9 Mei 2014   04:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:42 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari ini media tanah air baik elektronik maupun cetak ramai-ramai memberitakan tentang penyakit yang disebut MERS (Midle East Respiratory Syndrome) yaitu penyakit yang menyerang saluran pernafasan manusia secara akut dan cukup mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh corona virus dan terutama menyerang orang-orang yang berada di daerah timur tengah atau daerah teluk.

Karena itu  mereka yang berasal dari daerah timur tengah perlu dipantau kondisi kesehatannya, jangan sampai membawa virus corona masuk ke Indonesia, kewaspadaan pemerintah terhadap penyakit MERS ini ditandai dengan peningkatan kegiatan pemantauan  orang sakit demam di setiap bandara internasional dalam negeri,   antara lain adalah dengan memasang alat pemindai panas tubuh atau scanner.

Alat tersebut sebenarnya bukanlah alat untuk memantau virus MERS tetapi merupakan alat yang dapat mendeteksi suhu tubuh manusia yang lewat pada alat pemantau itu, jika orang yang melewati alat itu sedang demam atau suhu tubuhnya lebih tinggi dari suhu tubuh orang normal maka akan terlihat dilayar pemantau.

Jadi orang yang terpantau pada alat ini adalah orang-orang yang demam dan belum tentu membawa virus corona, mereka perlu diperiksa lagi oleh petugas kesehatan.

Untuk memantau virus MERS hanya dapat dilakukan oleh laboratorium rujukan di Litbangkes, melalui pemeriksaan khusus dari contoh apusan selaput lendir saluran pernafasan ataupun darah orang yang dianggap sakit MERS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun