Beberapa hari ini media tanah air baik elektronik maupun cetak ramai-ramai memberitakan tentang penyakit yang disebut MERS (Midle East Respiratory Syndrome) yaitu penyakit yang menyerang saluran pernafasan manusia secara akut dan cukup mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh corona virus dan terutama menyerang orang-orang yang berada di daerah timur tengah atau daerah teluk.
Karena itu  mereka yang berasal dari daerah timur tengah perlu dipantau kondisi kesehatannya, jangan sampai membawa virus corona masuk ke Indonesia, kewaspadaan pemerintah terhadap penyakit MERS ini ditandai dengan peningkatan kegiatan pemantauan orang sakit demam di setiap bandara internasional dalam negeri,  antara lain adalah dengan memasang alat pemindai panas tubuh atau scanner.
Alat tersebut sebenarnya bukanlah alat untuk memantau virus MERS tetapi merupakan alat yang dapat mendeteksi suhu tubuh manusia yang lewat pada alat pemantau itu, jika orang yang melewati alat itu sedang demam atau suhu tubuhnya lebih tinggi dari suhu tubuh orang normal maka akan terlihat dilayar pemantau.
Jadi orang yang terpantau pada alat ini adalah orang-orang yang demam dan belum tentu membawa virus corona, mereka perlu diperiksa lagi oleh petugas kesehatan.
Untuk memantau virus MERS hanya dapat dilakukan oleh laboratorium rujukan di Litbangkes, melalui pemeriksaan khusus dari contoh apusan selaput lendir saluran pernafasan ataupun darah orang yang dianggap sakit MERS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H