Kompas tgl 6 Mei 2014 memberitakan tentang adanya satu kasus yang dicurigai mirip dengan MERS ( Midle East Respiratory Syndrome) disalah satu rumah sakit di Medan Sumatra utara, tapi kata pihak berwenang diMedan kasus tersebut belum bias dibuktikan sebagai kasus MERS, jika melihat kepustakaan mengenai MERS corona virus ini maka kriteria kasus yang dipakai adalah: --         Adanya riwayat pernah bepergian ke wilayah Timur Tengah ( wilayah negara-negara teluk tengah) Arab Saudi dan negara sekitarnya.
-Menderita penyakit gangguan pernafasan yang awalnya mirip Flu (influenza like Ilness) yang dengan cepat menjadi berat dan mungkin menjadi penyebab kematian bagi penderita. Penyakit ini kebanyakan menyerang kelompok usia 50 tahun keatas.
-Pemeriksaan laboratorium PCR positif.
Walaupun belum ada Negara yang memberlakukan travel restriction (pembatasan perjalanan) kewilayah terjangkit atau ke Negara-negara teluk. Namun mereka yang bepergian kenegara-negara tersebut sebaiknya berhati-hati misalnya dengan memakai masker yang khusus dapat mencegah masuknya kuman penyakit kesaluran pernafasan.
Kasus yang terjadi di Medan memang tak dapat dipastikan sebagai kasus MERS karena petugas tak sempat mengambil bahan contoh untuk diperiksa di laboratorium, padahal seharusnya setiap kasus yang masuk ke rumah sakit dengan gejala gangguan pernafasan akut harus segera diambil sediaan apusan tenggorok maupun bilasan saluran pernafasan agar dapat diperiksa di laboratorium, selain itu  pengambilan darah juga sebaiknya dilakukan untuk kepentingan pelacakan kasus dimasa yang akan dating.
Keterbatasan kemampuan laboratorium rumah sakit maupun laboratorium kesehatan di daerah juga menjadi kendala dalam memeriksa dan menegakkan diagnose penyakit ini, karena mungkin hanya laboratorium Litbangkes Pusat di Jakarta yang mampu mendiagnosa virus corona penyebab MERS ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H