Mohon tunggu...
Muhammad Asri Amin
Muhammad Asri Amin Mohon Tunggu... Freelance consultant -

Dokter umum, pemerhati epidemiologi penyakit menular dan komunikasi kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mangga Kecut Lebih Mahal… Kenapa?

18 Oktober 2014   22:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:32 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Musim buah mangga akan segera datang, para penggemar buah mangga pun sudah mulai melihat lihat dimana gerangan bisa membeli buah kegemarannya itu. Pada awal musim mangga yang dijual umumnya masih belum matang betul atau bahkan ada yang masih sangat kecut, karena sudah lama menunggu datangnya musim mangga maka orang-orang biasanya membeli saja berapapun harga yang dipasang oleh penjualnya………………………tapi apa yang terjadi ?

Buah mangga yang sudah dibeli dengan harga relative mahal ternyata terasa asam atau tidak berasa apa-apa alias jauh dari rasa manis, dalam keadaan seperti ini maka kita akan menyumpah-nyumpah merasa tertipu oleh penjual buah padahal penjual buah juga sama merasa tertipu juga oleh Bandar mangga.

Selama ini kita menganggap betapa bodohnya petani mangga itu, kenapa tidak memetik mangga setelah tua dan matang ? kalau mangga yang dipetik sudah tua atau sudah matang kan akan lebih menguntungkan?

Ternyata kebanyakan pemilik kebun mangga mempunyai prinsip” lebih cepat lebih baik” yang tentu saja berbeda dengan para pemakan mangga, pemilik pohon mangga akan mendapat uang lebih cepat dan harga lebih baik.  jika buah mangga dipetik lebih cepat  pada awal musim, buah tersebut masih jarang ditemukan sehingga harganya lebih mahal. Hampir semua buah mangga yang dijual pada awal musim akan terasa asam.

Sebagai konsumen tentu saja kita ingin membeli buah mangga yang manis dan berharga murah, ini hanya bisa diharapkan jika ada standar dalam perdagangan mangga dimana mangga yang dipetik dan dijual adalah mangga dengan kualitas baik yaitu: usia kematangan cukup dan sebagainya, tapi siapa yang mau menerapkan standar itu ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun