Mohon tunggu...
Asril Adam
Asril Adam Mohon Tunggu... Penulis - Sahabat kopi

Berproses itu berarti menikmati seni

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kritik Diri

25 April 2020   23:01 Diperbarui: 25 April 2020   23:21 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
id.gofreedownload.net

Berdiri di garis depan membungkuk pada penguasa
Hidup dalam ruang nalar lalu tidur saat menakar
Bicara soal setara tapi hobinya diinjak atau menginjak
Inilah aku yang membungkuk
Yang penuh dengan kebohongan
Yang berperan sebagai pejuang
Tetapi hanya untuk sesaat
Di sinilah aku tidur
Yang penuh dengan kebodohan
Yang tak pernah nyata dalam berkata
Namun menyimpan rasa bangga
Beginilah aku dengan segala perilaku
Yang penuh dengan kebobrokan
Yang selalu berbicara lantang
Hanya demi eksistensi dan kepentingan

Kini kau telah tahu segalanya tentang diriku
Tak perlu lagi kau menjadi diriku
Penghianatan lah yang selalu kulakukan
Mungkin pernah kau lihat diri ini berjuang sebagai pejuang, namun itu hanyalah tipu belaka.
Aku tidak seberani itu
Aku takut kepada dosen yang mengancamku dengan nilai eror jika tidak membayar harga buku.
Mungkin juga kau berpikir bahwa aku selalu belajar, berdiskusi dan berkarya. Itu semua bohong.
Hari-hari kuhabiskan di depan telepon genggam, sosial media, bermain game, berbagi suka dan cinta yang tak punya rasa.
Atau mungkin kau menginginkan aku mengajarimu tentang keadilan, karena tulusanku yang berwujud keadilan. Ku katakan padamu, tulisan itu tak kupahami artinya, tulisan itu kusalin lalu kupetik pujian atasnya.

Inilah aku sang pemuda
Yang punya banyak mimpi tapi tak tahu cara mewujudkannya
Tak perlu lagi kau menatap diri ini, sebab diri ini telah mati.
Suri atau selamanya.

Kendari, 25 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun