Mohon tunggu...
Asri Imani
Asri Imani Mohon Tunggu... Mahasiswa - tetap semangat

SEMANGAT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19, Perubahan Tradisi Berkunjung ke Tetangga dan Kerabat Saat Lebaran

23 April 2022   08:38 Diperbarui: 23 April 2022   09:16 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Pendahuluan 

Interaksi sosial adalah hal yang penting dalam kehidupan masyarakat, karena manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain. Interaksi sosial sendiri memiliki pengertian hubungan sosial yang dinamis, berkaitan dengan hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan juga kelompok dengan kelompok.

Dalam kehidupan bersosialisasi pun terdapat sosial budaya atau kebudayaan yang dimiliki oleh setiap daerah, yang mana kebudayaan tersebut berbeda-beda. pengertian dari sosial budaya atau kebudayaan adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas masyarakat tersebut.

Adapun budaya yang sama dalam tiap masyarakat daerah, yakni budaya berkunjung pada saat lebaran. Tidak hanya berkunjung ke rumah saudara saja tetapi juga berkunjung ke tetangga. Saling maaf memaafkan adalah hal yang telah menjadi tradisi pada setiap tahunnya. Tetapi, seiring berjalannya waktu, hal tersebut sedikit demi sedikit memudar karena adanya pandemi covid-19 yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan baru  yakni tidak diperbolehkannya mudik menjelang lebaran. Kebijakan tersebut menuai banyak pro dan kontra dari masyarakat. Pada artikel tersebut, kita akan membahas tentang perubahan tradisi berkunjung ke tetangga dan kerabat pada saat lebaran di masa pandemi covid-19

  • Pembahasan 

Bulan ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat islam. Karena di penghujung bulan ramadhan, orang-orang berbondong-bondong memenuhi jalanan dengan mobil, motor, dan juga angkutan umum untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Tradisi tersebut selalu ada dalam setiap tahun, karena lebaran adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang terutama orang islam. Tetapi, di masa pandemi covid-19, tradisi tersebut perlahan-lahan pudar karena untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah orang yang terpapar, pemerintah memberikan kebijakan terbaru selama pandemi covid-19. Yang mana, dalam kebijakan tersebut terdapat larangan untuk mudik menjelang lebaran. Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa setiap kebijakan untuk mudik menjelang lebaran adalah bentuk pembelajaran dari kasus covid sebelumnya. “Mudik menjadi salah satu hal yang penting bagi masyarakat karena mereka sudah lama tidak mudik. Tetapi kita berkaca pada kasus covid sebelumnya yang terjadi setelah libur panjang, nyatanya kasus melonjak. Meskipun kita telah menerapkan prokes (program kesehatan). Maka dari itu kita harus berhati-hati.” Kata Wiku dalam Webinar Mudik Sehat yang dilaksanakan hari Jum’at 2022 secara daring.

Karena adanya kebijakan pemerintah perihal larangan mudik, maka lebaran menjadi semakin sepi. Perkampungan yang tiap lebaran selalu ramai oleh tradisi berkunjung kini menjadi semakin sepi. Antusiasme masyarakat juga semakin pudar, tradisi yang setiap tahunnya dinantikan kini semakin pudar, tingginya angka pasien yang terkena covid-19 juga semakin tinggi.

Tetapi pudarnya tradisi berkunjung saat lebaran tidak berlaku bagi semua daerah. pasti masih ada daerah yang mana masyarakat didalamnya sangat antusias berkunjung ke tetangga dan saudaranya yang dekat. Seperti di desa ploso, kecamatan krembung, sidoarjo. Masyarakatnya masih sangat antusias menyambut lebaran, menjelajah di setiap rumah untuk saling bermaaf-maafan. Kebijakan pemerintah tidak menjadi halangan bagi mereka untuk tetap melakukan tradisi berkunjung ke tetangga dan sanak saudara. Ini membuktikan bahwa tradisi tersebut sudah melekat pada masyarakatnya.

  • Penutup 

Tradisi berkunjung ke tetangga dan kerabat kini telah memudar, hal tersebut dikarenakan semakin tingginya angka pasien yang terkena covid-19. Orang-orang yang jauh atau merantau ke tempat lain pun juga tidak bisa pulang ke kampung halamannya karena pemerintah juga membuat kebijakan larangan mudik saat pandemi covid-19. Dan sekarang pun, semua yang dilakukan serba online atau menggunakan aplikasi yang dapat diakses dengan internet. jadi, memudahkan masyarakat juga untuk menghubungi kerabat yang jauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun