Mohon tunggu...
Embun Pagi
Embun Pagi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa satra inggris bidang penerjemahan universitas terbuka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Saya di Endoskopi dengan Menggunakan BPJS Kesehatan

26 Maret 2015   00:36 Diperbarui: 4 April 2017   18:02 52042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Karena sudah 2 bulan  ini lambung saya terasa sakit seperti diiris-iris,mual,dada kanan sakit ,pusing dan sedikit  lemas ,saya akhirnya memutuskan memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam di sebuah rumah sakit swasta di dekat rumah.Tadinya karena tidak mau meminum obat kimia saya hanya mencoba menghilangkan sakit lambung yang saya derita dengan metode totok syaraf.memang sehabis diterapi sakit lambung hilang tetapi dua hari kemudian sakit lagi.Karena sudah tidak tahan akhirnya saya memutuskan berobat ke dokter.Setelah mendengarkan keluhan saya akhirnya dokter J,begitulah inisial dokter yang memeriksa saya memutuskan saya harus diendoskopi.

Endokopi adalah tindakan memasukan selang kecil yang berisikan kamera ke melalui tenggorokan terus menuju lambung dan usus dua belas jari.Dokter j menyatakan apakah saya mau dinedoskopi di rumah saki swasta tersebut.Saya menanyakan apakah endoskopi bisa dilakukan dengan menggunakan fasilitas BPJS karena kebetulan saya memiliki kartu BPJS .Akhirnya dokter J menuliskan surat pengantar agar saya dipermudah untuk mendapatkan rujukan untuk melakukan endoskopi di sebuah RSUD.memang peraturan BPJS mengharuskan sebelum berobat ke rumah sakit harus ada rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat 1 sebelum bisa berobat ke rumah sakit.

Setelah mendapatkan rujukan dari Puskesmas saya pergi ke RSUD.Ternyata Saya harus diperiksa dulu di poli penyakit dalam.Untuk mendapatkan antrian saya sudah berada di rumah sakit sejak pukul setengah lima pagi.Ternyata walaupun sudah datang pukul setengah 5 pagi,nomor antriannya pun sudah berkisar di urutan 80.Singkat cerita setelah diperiksa oleh dokter a,spesialis penyakit dalam,ada dua hal yang harus saya lakukan sebelum melakukan endoskopi yaitu memeriksa darah di labolatorium dan melakukan elektrocardiography di poli jantung.Setelah melakukan keduanya barulah saya mendaftar di bagian pendaftaran endoskopi.Saya mendapatkan giliran hari Senin tanggal 9 Maret untuk diendoskopi.Padahal seharusnya hari itu saya menghadiri rapat akademik di kampus tempat saya mengajar.Tetapi karena harus diendoskopi akhirnya saya meminta izin untuk tidak menghadiri rapat akademik.

Sebelum melakukan endoskopi,saya diharuskan berpuasa dari pukul 12 malam .Akhirnya hari senin pukul 5 pagi saya mendatangi kembali loket pendaftaran.Syarat menggunakan BPJS adalah selalu harus mengambil nomor dengan melampirkan fotokopi kartu BPJS dan fotokopi surat rujukan.Setelah selesai mengurus administrasi,saya naik ke lantai 6 tempat endoskopi akan dilakukan.Oh ya untuk melakukan endoskopi diharuskan membeli underpath yaitu sejenis perlak sekali pakai,gunanya adalah untuk menahan air liur yang keluar ketika selang endoskopi dimasukkan kedalam mulut.

Tadinya saya kira ibu saya boleh ikut menemani ke ruang endoskopi,ternyata tidak diperbolehkan.Sebenarnya saya agak sedikit takut karena harus sendirian berada di ruangan endoskopi.Padahal selama ini sudah memiliki pengalaman menyembuhkan orang kesurupan hehehhe.

Akhirnya proses endoskopi dilakukan.saya disuruh naik ke tempat tidur dan posisinya tidur miring ke kiri.Underpath diletakkan di bawah mulut saya.Saya tidak dibius total,hanya dibius lokal.Dokter menyemprotkan cairan seperti teh busuk ke dalam tenggorokan saya.setelah 30 menit cairan itu disemprotkan mulailah dokter meamasukkan selang seukuran antena tv ke dalam mulut saya,saya bisa menonton selang tersebut masuk melalui tenggorokan terus ke lambung bagian atas.Proses memasukkan selang tersebut agak sedikit sakit,mulut dan tenggorokan saya terasa seperti terganjal sendok.Di layar monitor ternyata terlihat banyak luka di lambung dan usus 12 jari saya,lalu ada cairan seperti juice alpukat,Dokter menyedot cairan tersebut dengan semacam penghisap.Akhirnya setelah 45 menit,proses endoskopipun selesai.Di saat selang dikeluarkan seperti ada sendok yang ditarik dari kerongkongan saya.sepanjang prosesnendoskopi dokternya meminta maaf.maaf ya sedikit tidak enak tenggorokannya mbak.Untung saya membawa underpath,karena banyak air liur yang keluar sehingga ranjang rumah saki tidak bsah terkena air liur.

Setelah proses endoskopi saya diharuskan berbaring selama 40 menit untuk proses pemulihan.Sambil berbaring saya melihat dokter mengetik laporan hasil endoskopi di komputer,setelah 40 menit hasil laporan endoskopipun selesai diprint dan hasilnya diketik oleh dokter.Doter juag menyruh saya untuk mengantarkan cairan kehijauan yang dinamakan biopsi,Biopsi tersebut  harus diantrakan ke labolatorium patologi dan klinik.Sayangnya sampai hari ini hasil biopsi saya belum selesai karena alatnya rusak,jadi belum diketahui hasilnya.Setelah proses endoskopi selesai saya seperti biasa membeli dua buah lontong kesukaan saya serta sebotol aqua.Lalu saya memberikan berkas laporan bpjs ke kasir,saya diharuskan menandatangi kuitansi ,Nilainya cukup lumayan,tetapi dengan menggunakan BPJS semunya gratis.Saya tidak membayar satu sen pun.Demikianlah pengalaman saya melakukan endoskopi lambung dengan menggunakan BPJS .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun