Guru adalah "Pemimpin Pembelajaran" di kelasnya. Peran dan kehadirannya dapat membawa aura perubahan tersendiri bagi peserta didik. bagaimana menjadikan suatu kelas menjadi "Taman yang indah" sepanjang hari, sehingga pembelajaran bukan menjadi hal yang menakutkan, namun sebaliknya pembelajaran menjadikan mereka pribadi yang bahagia dan sejahtera.Â
Idealnya sebuah taman, sekolah menjadikan mereka selalu bahagia dan nyaman berada didalamnya, bukan layaknya penjara yang menit demi menit terasa sangat menyiksa.Â
Hal tersebut sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa peran guru adalah sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik yang harus mampu mengantarkan murid pada kebahagiaan mereka, karena sejatinya sebuah pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah lebih kepada "Menuntun", dimana anak harus memperoleh keselamatan, kesehatan dan juga kebahagiaan dalam hidupnya.Â
Peran guru sebagai pemimpin pembelajaran disini menuntut guru untuk dapat lebih kreatif menemukenali semua sumber daya yang ada disekolah dalam rangka untuk menciptakan prakarsa perubahan yang endingnya pada peningkatan kualitas pembelajaran yang ada di sekolah. Hal tersebut dapat diimplementasikan di kelasnya agar siswa merasa nyaman dan senang belajar sehingga semangat mereka untuk mengikuti pembelajaran akan lebih meningkat.Â
Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah melalui pendekatan "Inkuiri Apresiatif" dalam bentuk strategi "BAGJA" yang diimplementasikan di kelas maupun di sekolah, bahkan tidak menutup kemungkinan diterapkan di masyarakat. Strategi BAGJA dimulai dari buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana dan atur eksekusi.Â
Guru sebagai agen pembelajaran dapat memetakan sumber daya yang ada di sekolah dan memanfaatkannya untuk meningkatkan proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan 7 aset yang ada, meliputi sumber daya manusia, sosial, politik, agama dan budaya, fisik, lingkungan atau alam dan finansial.Â
Cara memanfaatkan tiap aset tersebut disesuaikan dengan tujuan dan prakarsa perubahan yang hendak diwujudkan. Hal terpenting yang perlu dilakukan dalam hal ini adalah "Pemetaan Aset" yang dimiliki oleh sekolah.Â
Melalui pendekatan berbasis aset  seorang guru akan mampu mengantarkan murid menuju tujuan pendidikan yang selaras dengan pendapat Ki Hajar Dewantara yaitu tercapainya keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun masyarakat.Â
Keselamatan dan kebahagiaan ini tentunya merujuk kepada tujuan pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yaitu mampu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis.Â
Peran guru dalam pemanfaatan aset sekolah atau sumber daya harus berpijak pada visi dan misi dari guru penggerak, mampu memposisikan diri secara utuh utamanya mampu menggunakan nilai dan peran  "Guru Penggerak", secara nyata.  Peran ini meliputi  menjadi pemimpin pembelajaran, mengerakkan komunitas praktisi, menjadi coach guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.Â
Sementara nilai yang perlu dikembangkan antara lain, berpihak pada murid, reflektif, Â inovatif, kolaboratif dan mandiri. Masing-masing peran dan nilai yang harus dikembangkan tetap bermuara pada satu tujuan sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun masyarakat.Â
Pencapaian visi dan misi tersebut dapat diimplementasikan melalui penerapan budaya positif yang ada di sekolah. Pada tataran pembelajaran guru penggerak harus dapat mengaplikasikan pembelajaran berdifferensiasi di kelasnya, mengingat semua murid itu unik, dimana masing-masing memiliki kelebihan tersendiri.Â
Kita diibaratkan sebagai seorang petani yang hanya mampu merawat tumbuhnya padi dan jagung agar menghasilkan buah yang berkualitas, bukan malah merubahnya tanaman jagung menjadi padi atau bahkan sebaliknya. Keterampilan sosial dan emosional yang perlu ditanamkan pada peserta didik juga menjadi satu poin penting dalam mengantarkan mereka mencapai tujuannya. bagaimana dia mampu berperan secara baik dalam pengelolaan emosi, empati dan melakukan kolaborasi serta pegambilan keputusan yang bertanggung jawab atas setiap hal yang dihadapinya.
Kegiatan Program Guru Penggerak (PGP) yang dijalankan memiliki kontribusi terhadap perbaikan kualitas kompetensi guru yang sangat signifikan. dimana semua materi yang diperlukan guru sebagai pemimpin pembelajaran secara sistematis dipelajari melalui tahapan yang ada pada setiap modulnya. Materi tersebut dimulai dengan modul 1 yang berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut KHD, nilai dan peran guru penggerak, visi dan misi guru penggerak serta budaya positif.Â
Modul 2 berisi materi pembelajaran berdifferensiasi, pembelajaran sosial emosional dan coaching untuk supervisi akademik. Sementara untuk modul terakhir yaitu modul 3 memuat materi terkait dengan pengambilan keputusan berbasis nilai kebijakan, pemimpin dan pengelolaan sumber daya dan pengelolaan program yang berdampak pada murid. Semua materi tersebut merupakan bagian dari ilmu dan pengetahuan yang sangat diperlukan oleh guru agar dapat menjalankan peran sebagai agen pembelajaran dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Hal terpenting yang dapat penulis simpulkan disini adalah bahwa sebelum mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) penulis merasa jauh dari kata mengerti tentang bagaimana seharusnya guru berperan dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas, berpihak pada murid dan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada di sekolah untuk kemajuan organisasi.Â
Semoga sepercik pemikiran yang sederhana ini mampu memberikan sedikit inspirasi untuk rekan seprofesi agar senantiasa memperbaiki diri melalui belajar sepanjang hayat. Program Guru Penggerak yang sekarang masih berjalan akan mampu merubah mindset dan paradigma berpikir dari rekan guru untuk selalu termotivasi dalam meningkatkan kompetensi yang endingnya pada peningkatan kualitas peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Asriyah
Guru Tata Busana (CGP Angkatan VII Kabupaten Jepara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H