Mohon tunggu...
Asrida Elisabeth
Asrida Elisabeth Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sedang belajar menulis...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masuk Nominasi Tiga Besar PIK KRR Terbaik di Indonesia, Padahal Tak Pernah Buat Kegiatan (Cerita Unik dari Papua)

5 Februari 2012   08:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:02 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1328430344299035147

[caption id="attachment_168509" align="alignnone" width="300" caption="PIK KRR Don Bosco Keerom Papua"][/caption] Papan nama bertuliskan “PIK KRR Don Bosco” masih berdiri kokoh. Malah sebuah papan nama baru dengan tulisan sama, tergantung dengan rapi tepat di depan ruang yang sekaligus dipakai sebagai Aula Gereja Katolik Santu Willibrodus Arso Kota Distrik Arso Kabupaten Keerom. PIK KRR merupakan singkatan dari Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja.

Berdasarkan informasi dari Pastor Roni selaku Pastor Paroki, BKKBN Provinsi Papua pertama kali datang pada tahun 2009, menawarkan untuk mendirikan PIK KRR di tempat ini. Pihak Gereja menyambutnya dengan baik kala itu, mengingat ini penting untuk membantu remaja mendapatkan informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi, apalagi di tempat ini terdapat asrama putra dan putri Santu Don Bosco, yang merupakan kumpulan anak-anak SMP dan SMA yang sebagian besar berasal dari pedalaman Kabupaten Keerom dan Pegunungan Bintang .

Sayangya, PIK KRR Don Bosco ini tak berjalan baik. Setelah didirikan, petugas BKKBN Provinsi tak pernah datang mempromosikan program ataupun sekedar memantau proses kegiatan PIK KRR ini. Justru pada bulan April 2011 lalu, petugas dari BKKBN Provinsi Papua datang dan menyampaikan kabar bahwa PIK KRR Don Bosco Arso Kota masuk nominasi tiga besar PIK KRR terbaik di Indonesia. Tak main-main, tim dari BKKBN pusat datang langsung ke Arso untuk melakukan penilaian apakah PIK KRR Don Bosco layak keluar sebagai juara. Saat itulah papan nama yang baru dibuat, begitu pun susunan organisasinya mendadak dibentuk dan dicetak dalam sebuah spanduk besar yang sampai saat ini masih terpasang rapi di Aula Gereja. Aula Gereja dirubah jadi tempat PIK KRR karena pihak gereja sudah menjadikan tempat PIK KRR yang sebenarnya sebagai tambahan asrama putri, karena ruangan tidak terpakai dan kapasitas asrama yang sudah tak cukup untuk menampung anak-anak. Masuknya PIK KRR Don Bosco dalam nominasi tiga besar PIK KRR terbaik seindonesia ini tentu saja membuat heran pihak gereja. Bagaimana bisa masuk tiga besar padahal sama sekali tidak ada kegiatan?

Sejak kedatangan tim penilai dari BKKBN Jakarta Hingga masuk februari tahun 2012 ini, tak ada lagi informasi yang didapat dari BKKBN Provinsi Papua mengenai hasil penilaian maupun kelanjutan kegiatan PIK KRR ini. “Dorang itu jual kita saja. Lapor ke sana bilang ada PIK KRR di sini, padahal tipu-tipu saja” ungkap monic, salah satu penghuni asrama Santu Don Bosco.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun