Mohon tunggu...
Asri
Asri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Berpikir Meminimalisir Perilaku Agresi Remaja

1 November 2018   16:35 Diperbarui: 1 November 2018   16:37 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di indonesia akhir-akhir ini sedang di guncang krisis moral,  dimna pola pikir masyarakat indonesia telah berubah. Orang indonesia saat ini menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan, banyak kekerasan yang terjadi di dalam masyarakat indonesia, sifat kekerasan itu awal mula yang dahulu di lakukan oleh sebagian orang dewasa saat remaja pun juga melakukan hal seperti itu tanpa pernah memikir dampak dan akibat. Mungkin tidak dapat kita jumpai lagi anak-anak bermain, bercanda dan tidak ada lagi perdamaian bahkan mungkin dapat terjadi tidak ada kontak antar manusia. 

Dapat kita lihat fenomena-fenomena yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita saat ini, remaja di dalam lingkugan sekolah yang masih menempuh pendidikan saja  belum mampu menggontrol emosi mereka, di kota-kota besar sering terjadi tawuran antara sekolah, samapai menelan korban jiwa, dapat kita lihat di kota-kota besar yang tergolong maju dan masyarakatnya sangat berpengalaman serta tingkat pendidikan yang tinggi masih bersifat agresif membuktikan bahwa masyarakat kota belum dapat berpikir damai, beda lagi dengan masyarakat desa yang tergolong ekonomi rendah,yang terjadi di dalam masyarakat desa atau perdesaan saat ini adalah menghancurkan diri sendiri dengan menggomsumsi alkohol dan narkotika dapat kita simpulkan di dalam masyarakat indonesia dari lapisan yang paling atas  samapai lapisan paling bawah belum dapat memiliki pikiran damai. 

Sedangkan pada zaman delu ada peperangan antara pasukan israil menghancurkan sebuah mesjid warga palestina di desa ragma di kawasan gurung negev.  Peperangan itu lebih dasyat waktu israil dan hamas mertempur dalam peperangat dasyat di gaza yang membunuh hampir 2.200 orang, sementara keserasan intens di jerusalam timur dan tepi barat membunuh puluhan warga palestina dan hanya beberapa warga israil. Selain di palestina, konflik yang berdampak  pada hilangnya bayak nyawa adalah di suria. 

Selanjutnya,sekitar dua juta anak-anak membutuhkan dukungan atau perawatan  secara psikologis. Beberapa berita di atas menujukan bahwa kondisi perdamaian di dunia internasional sedang menglami permasalahan sekarang ini. 

Kondisi kedamaian internasional yang terjadi di dunia internasiaonal tidak menutup kemungkinan juga berpoteensi terjadi di indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki beragam budaya. Budaya yang beragam tersebut di sataui sisi terjadi salah satu daya tarik internasiaonal terhadap pariwisata indonesia, akan tetapi, di sisi lain akan memicu terjadinya permasalahan nasiaonal yang serius. 

Warga indonesia tentu tidak melupakan konflik yang terjadi di samapit. Selai, konflik yang melibatkan perbedaan budaya,  di indonesia juga menglami mermasalahan serangan oknum petorisme yang juga. Berdamapak pada hilangnya bayak nyawa tidak bersalah. 

Kedamaian berada dalam pikiran sertiapa manusia yang perlu di kembangkan oleh setiap manusia. Salah satu toko yang dapat di jadikan contoh atau teladan adalah markesot. 

Markesot merupakan sosok lugu nan cerdas dan misterius. Markesot bayak memperbincangka masalah yang sering terjadi di masyarakat. Kehidupan markesot dapat membawa kita menanamkan pikiran damai para remaja saat ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun