Namun entah mantra apa yang telah membodohinya atau lebih tepatnya meracuninya hingga tak pernah lepas dari bayang-bayang Kirei, sungguh dia mendambakan dan mengagumi perempuan itu, dengung suaranya lewat telpon dan lirih tawanya membuatnya selalu rindu menggebu. Tema- tema pembicaraan yang santai selalu membuatnya berenergi untuk memulai hari baru.Â
Setiap kali berkomunikasi perasaannya mereka seolah dekat sedekat nadi dengan vena. Kadang itu yang membuat bingung. Jika memang perempuan itu tak mau bertemu, kenapa dia selalu menyambut dengan baik saat dia ingin memulai pembicaraan entah lewat telepon maupun internet. Bukan sekali dua kali ia mencoba melupakannya, tapi dia selalu gagal. Bahkan sudah mencoba singgah ke hati yang lain yang sungguh-sungguh nyata dan selalu ada di dekatnya, hingga ia merasa berdosa berhadapan dengan perempuan lain dengan bayangan perempuan lain juga. Tidak sekali dua kali dia bertengkar dengan pacarnya hanya karna hubungan online nya dengan Kirei.
Hari ini cukup baginya untuk melepaskan semua penantian dan perjuangan yang sia-sia. Semua itu didukung dengan ketidak tersediaan layanan transportasi akibat PSBB dan budaya kehidupan baru di era covid19, mengutamakan jaga jarak dan hubungan online. Perasaannya seperti sudah terpapar covid19 tanpa gejala, tiba-tiba saja menyesakkan dan mematikan, yah mematikan penasaran, dia memutuskan untuk tidak terlalu memanjakan hasrat dan perasaannya, ia harus bisa berpikir dan bertindak realistis, tak perlu mengagumi apa yang tak pernah muncul dihadapan mata, atau tak perlu merindukan apa yang tak pernah tersimpan dalam kenangan.
Lima Desember 2020, keduanya memutuskan untuk saling memblokir semua akun sosmed yang terhubung, terkhusus watshap. Mereka berharap lewat ini tidak akan ada lagi hubungan bayang-bayang. Selamat datang kenyataan. Yah walau kenyataannya keputusan ini tidak lebih mudah daripada memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang sudah jelas ada.Â
Karna energi hati harus dikuras membelakangi fakta perasaan. Faktanya orang akan menjauhi yang lain karna ada alasan yang jelas, ia itu karna benci, tidak suka, sungkan dan sebagainya. Namun mereka tidak punya satu alasan yang mendukung secara positif untuk saling menjauhi, mereka tidak saling menyakiti sebaliknya malah saling menyayangi. Mungkin inilah yang dikatakan sempat suka tidak sempat ketemu, atau kehilangan sosok yang tidak pernah termiliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H