Mohon tunggu...
Asrari Puadi
Asrari Puadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

#MakeLifeWithBetterAct\r\nI\r\nFollow me : @asraripuadi\r\n\r\nI Riwayat Organisasi :\r\n-Ketua Osis SMAN-3 Sampit Periode 2008/2009\r\n-Ketua Umum Jrockstar Sampit Periode 2009/2010\r\n-Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Kalteng-Solo Raya (IMKA-SORA) Periode 2010/2011\r\n-Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta Periode 2011/2012\r\n-Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)\r\nDepartemen Komunikasi dan Jaringan Eksternal Periode 2011/2012\r\n-Jurnalis Akademia Joglo Semar\r\n-BLM Fakultas Ilme Kesehatan Univ. Setia Budi Surakarta Perode 2012/2013\r\n-Ketua Umum DPP IMATELKI Periode 2012/2013

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dunia Pendidikan Indonesia

14 Januari 2012   15:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:53 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi lagu lama isu pungutan liar di dunia pendidikan ,ironisnya ini terjadi di tengah program pemerintah menjanjikan adanya pendidikan gratis.



Memasuki tahun ajaran baru misalnya, banyak orang tua yang mengeluhkan pungutan yang dilakukan oleh  sekolah. Katanya, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bisa meringankan beban orang tua terutama warga miskin, namun nampaknya belum juga bisa dirasakan.


Larangan pungutan terhadap para akademisi  dari pemerintah pun diabaikan begitu saja oleh banyak pejabat di struktural sekolah hingga kampus. Di daerah mana saja tanpa terkecuali.
Banyak alasan mengapa instansi pendidikan melakukan pungutan, salah satu alasan yang paling banyak dilontarkan yaitu untuk kemajuan mutu pendidikan di instansi pendidikan tersebut. Sebagai mahasiswa kita mengeanal adanya Uang Gedung dan sebagainya saat kita memasuki bangku perkuliahan, hal ini menjadi kedok yang paling ampuh untuk melakukan pungutan liar. Padahal apa yang kita dapat setelah kita membayar semua uang yang disyaratkan oleh kampus tersebut, sangat sedikit yang terbukti bahkan bisa dibilang tidak ada perubahan yang mencolok  terhadap kemajuan di kampus kita.


Alhasil, konsekuensi kebijakan pungutan seperti itu sering menjadi momok dan ketakutan kepada mereka yang tidak memiliki dana kuat untuk menyekolahkan anaknya .


Dan ini sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan jangka panjang di negara ini. Apalagi di tengah persaingan ekonomi yang sangat ketat seperti sekarang, untuk bekerja tidak hanya kemauan saja, mealainkan riwayat pendidikan juga sangat dibutuhkan. Sarjana pun sekarang banyak yang jadi pengangguran.
Nah bisa kita bayangkan bagaimana nasib teman-teman kita yang tidak bisa mencicipi bangku pendidikan karena bertambahnya biaya pendidikan yang dibarengi pula dengan pungutan liar tadi.


Akan banyak pemuda yang menganggur, dan Indonesia pun akan semakin kalah daya saingnya terhadap negara lain. Finally akan bertambah pula  jumlah kemiskinan di negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun