Agama dan Budaya, Keduanya adalah dua konsep yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain, dan juga tidak jarang keduanya mengalami ketegangan ketika ada salah satu unsur dari kedua konsep tersebut yang tidak sejalan.
Agama merupakan sistem kepercayaan, keyakinan dan juga nilai nilai yang dianut oleh suatu individu dan biasanya berkaitan dengan kehidupan spiritual penganutnya. Agama melibatkan keyakinan dan kepercayaan terhadap suatu entitas supranatural seperti tuhan atau dewa-dewa, dalam kepercayaannya selalu ada praktik praktik keagamaan yang dilakukan untuk menjaga aturan, tuntutan moral dan juga etika yang biasanya sudah ditetapkan untuk mengarahkan kehidupan manusia, contohnya seperti ritual, doa, ibadah dan kegiatan sosial yang terorganisir. Setiap agama juga mempunyai ajaran dan juga praktik praktik khusus yang membedakannya dari ajaran agama lain. Namun walau berbeda, pada dasarnya semua agama mengajarkan perdamaian dan kebaikan terhadap sesama makhluk hidup dan juga manusia.
Sedangkan budaya adalah suatu hal yang telah ada dalam suatu kelompok atau masyarakat yang biasanya sudah ada atau diwariskan secara turun temurun baik berupa pola perilaku, pengetahuan, hukum serta adat istiadat sehingga dapat dianggap menjadi suatu identitas bagi kelompok tertentu. Biasanya budaya meliputi segala aspek dalam kehidupan manusia seperi bahasa, makanan, seni, musik, tarian, pakaian, gaya arsitektur dan lain sebagainya. Budaya sendiri dapat dianggap sebagai suatu identitas yang mencerminkan nilai dan juga norma yang dianut dalam suatu kelompok masyarakat.
Contoh agama dalam membentuk budaya dalam suatu kelompok masyarakat yaitu ada pada budaya Hindu di India, dimana terdapat banyak kuil suci yang dibangun untuk memuja berbagai dewa dan dewi Hindu. Upacara dan festivalnya juga dipengaruhi oleh ajaran agama hindu.
Dalam contoh lain, dimana budaya dapat mempengaruhi agama yang mana agama seringkali mengadaptasi dan mengambil elemen dari budaya tempatnya berkembang. Misalnya dalam awal penyebaran agama islam di nusantara yang dilakukan oleh para wali, dimana mereka menggunakan kebudayaan lokal yang ada dalam penyebaran agama islam, khususnya di jawa. Salah satu contohnya yaitu penggunaan wayang sebagai salah satu media dakwah.
Tidak jarang juga terjadi konflik antara agama dan budaya karena ketegangan atau perbedaan antara ajaran agama dan praktik budaya tertentu. Konflik ini dapat dipicu oleh berbagai hal misalnya adanya perbedaan antara nilai dan keyakinan yang dianutnya, interpretasi agama yang berbeda, penindasan atau diskriminasi agama, serta globalisasi dan modernisasi.
Perlu diingat juga bahwa konflik antara agama dan budaya tidak selalu terjadi. Banyak masyarakat yang hidup secara harmonis dengan memadukan ajaran agama dan praktik budaya mereka. Pemahaman yang lebih baik, dialog antar kelompok dan penghormatan terhadap perbedaan adalah langkah langkah yang penting untuk mengurangi konflik.
Dari penjelasan keduanya tersebut dapat dilihat bahwa keduanya memiliki keterkaitan erat dalam kehidupan suatu kelompok atau masyarakat karena agama juga seringkali mempengaruhi pembentukan dan perkembangan budaya. Nilai nilai agama yang dianut oleh suatu mayoritas kelompok masyarakat dapat menjadi landasan moral dan etika dalam membentuk perilaku individu atau kelompok dalam kehidupan sosial suatu kelompok masayarakat.
Namun dapat juga yang terjadi malah sebaliknya, dimana budaya juga dapat mempengaruhi cara pandang dan perilaku masyarakat dalam menjalankan praktik praktik keagamaan, sehingga terdapat beberapa variasi dalam menjalankan agama di berbagai budaya yang ada meskipun itu satu agama yang sama.
Namun yang perlu diingat adalah bahwa tidak semua budaya memiliki keterkaitan langsung dengan agama. Ada budaya yang bersifat sekuler, dimana budaya tersebut terlepas dari pengaruh agama dan memiliki orientasi yang nertal bahkan non-agamis. Dalam hal ini kehidupan dan nilai-nilai yang ada berfokus pada realitas dunia dan aspek aspek yang bersifat manusiawi dan rasional tanpa melibatkan suatu hal yang dianggap diluar akal pemikiran manusia itu sendiri. Hal ini dilakukan karena tidak semua agama memiliki kesamaan pemikiran budaya yang sama dalam menentukan benar atau salahnya suatu urusan individu, contohnya dalam urusan bernegara, karena di Indonesia sendiri tidak hanya ada satu agama melainkan beragam agama serta budaya yang ada, maka adanya suatu budaya yang bersifat sekuler ini sangat penting dalam urusan bernegara, selain itu sifat budaya yang sekuler ini juga memberikan kebebasan kepada kehidupan manusia dalam mendapatkan keadilan, kebahagiaan, pencapaian pribadi, maupun pembangunan sosial dan ilmiah tanpa memandang pada keyakinan agama atau tradisi tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H