buku yang ditulis oleh Fumitake Koga dan Ichiro Kishimi. Buku ini menggabungkan psikologi dan filsafat untuk mengajarkan konsep-konsep yang dapat membantu seseorang hidup dengan lebih bebas dan lebih berani dalam menghadapi ketidaksetujuan orang lain.Â
Berani Tidak Disukai" merupakan sebuahBuku ini berpusat pada hubungan antara seorang pemuda yang ingin menemukan kebahagiaan dan seorang filsuf yang menjadi mentornya. Melalui percakapan yang mendalam, filsuf tersebut mengajarkan kepada pemuda tentang pentingnya mengejar apa yang diinginkan tanpa terlalu memperdulikan persetujuan atau pujian dari orang lain.Â
Salah satu aspek utama dari buku ini adalah teori tentang "konsep diri" dan "hubungan antarmanusia". salah satu pembahasaan menarik pada buku ini tentang "Manusia Menciptakan Amarah".Â
kita sebagai manusia pasti memiliki "Amarah" dalam hal ini buku mengajarkan kita untuk jangan terbawa emosi saat ada kejadian yang membuat kita tidak sengaja menciptakan sebuah emosi, hal ini filsuf pernah berkata bahwa "Kalau kita mengikuti logikamu, maka setiap pelanggaran yang dilakukan karena adanya sebuah emosi bisa pada emosi itu sendiri, dan tak lagi menjadi tanggung jawab orang tersebut sebab pada dasarnya engkau mengatakan bahwa manusia tidak bisa mengendalikan emosi.Â
pada intinya pada bab ini membahas bahwa kita bisa mengendalikan sebuah amarah namun semua itu tergantung pada diri kita sendiri jika manajemen atau kecerdasaan emosional kita bagus tentu kita akan bijak menyoali hal sepele contohnya saat, pramusaji tidak sengaja menumpahkan minuman ke baju hal itu membuat baju kita kotor lalu kita marah-marah dan protes yang sebenarnya kita tidak usah membuang buang emosi kita untuk hal yang memang sengaja membuat kita marah hanya karena kita ingin dipandang bijak menurut kita, malah hal itu membuat kita malah sebaliknya dipandang jelek oleh masyarakat tetapi jika kamu memilih hal demikian maka artinya kamu sudah yakin dengan konsekuensi akibat tindakan tersebut.Â
Buku ini menawarkan perspektif yang menarik dan dapat mengubah cara pandang seseorang tentang hidup dan interaksi sosial. Penulis mengajak pembaca untuk melihat penolakan atau ketidaksetujuan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh, serta mendorong mereka untuk mengambil risiko dalam mencapai tujuan hidup mereka. Pada intinya, "Berani Tidak Disukai" mengajarkan pentingnya menerima diri sendiri dan hidup sesuai dengan nilai-nilai pribadi tanpa terlalu terikat pada pandangan orang lain. Buku ini cocok bagi mereka yang ingin mengembangkan keberanian dan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H