Merupakan hal yang sangat membosankan bagi semua orang namun tidak dengan indra gunawan, laki-laki yang memiliki warna ikal ini mulai menyukai menulis sejak umur 14 tahun, karyanya banyak sekali terutama bidang sastra, setiap hari ia selalu menulis dua sampai tiga puisi ia selesaikan.
Indra Gunawan alias Kedung Kabban nama panggilan ini lahir sebagai nama pena seiring dengan banyak tulisananya yang ia buat. Nama ini lebih populer dikalangan para sastrawan baik Banten maupun Nasional.
Peran Igun di dunia pena sangat berpengaruhi serta karyanya banyak sekali di muat di berbagai media lokal maupun nasional bahkan karyanya banyak sekali yang dibuat menjadi sebuah tayangan televisi ataupun film.
Sanggar Sastra Remaja Indonesia mejadi salah satu tempat dimana ia mulai meniti karirnya sebagai penulis, hal ini sangat ia tekuni dikarenakan materi ini tidak ia dapatkan di masa sekolah, tidak hanya di situ saja Igun juga tergabung dalam Rumah Dunia yang di dirikan oleh Golagong, Â pada tahun 2002 hal ini mengantarkan ia menjadi sosok yang kuat dan terus berja keras hingga di tahun 2006 ia pernah mengkuti pembuatan film yang disandingkan dengan artis nasional.
Hal ini yang membuat ia yakin bahwa samua hal yang dilakukan merupakan bagian dari mencari ilmu, tidak puas menjadi penulis saja namun ia sekarang merambah menjadi Creative director Gong Media Cakrawal contohnya film jawaran banten, film ini sangat menginpirasi untuk di tonton meski terkenal ada kata jawara namun film ini genrenya komedi sehingga kesan jawara tidak telihat, dan masih banyak lagi film yang dibuatnya terutama film dokumenter.
Taufiq Ismail. tokoh favorit yang selalu memberikan inspirasi dalam menjalani hidupnya sehari-hari. Meski awalnya orang tua yang dicintai tidak tahu apa yang dilakukan anaknya itu, namun dibalik itu ternyata orang tua saya yang selalu mendukung dan membebaskan dari untuk memilik jalan hidup saya, awalnya orang tuanya tidak yakin namun sosok Igun terus membangun komunikasi dan  meyakinkan orang tuanya bahwa saya memilih dunia ini dan saya yakin memilih jadi panulis apapun asalkan komitment yang paling utama.
Keinginan Igun untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi semua orang, namun hal itu tentu saja memiliki hambatan yang pernah dialami, untuk menjadi seorang  professional harus menghadiapi semua hambatan itu, kita harus meposisikan diri kita jika ingin profesioanl serta kuat memegang di barengi kesanggupan mental yang matang.
Menjadi seorang penulis diibaratkan membaca sampai sepuluh kali,
mengapa demikian? karena menulis itu mengeluarkan ide-ide yang ada dipikiran, dan itu membutuhkan sebuah proses yang tidak gampang terutama bagi para orang-orang yang akan menggeluti di dunia ini.
Karena prospek menulis sangat dibutuhkan baik di bidang kretif maupun industri televisi namun sumber daya manusia yang tidak memadai sehingga menjadi hambatan tersendiri. Untuk menjawab semua itu banyak sekali industri kreastif yang berkembang pada saat ini dan dan bisa menjadi peluang yang bisa menyerap tenaga kerja, banyak orang yang bingung mau kerja apa karna dipikiran mereka hanya menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil atau kerja di Prusahan Swasta sudah cukup karna industri kreatif tidak terlirik. Padahal kerja dibidang menulis sangat dibutuhkan sekali apa lagi sebagai penulis sekenario maupun menulis sebuah buku.
Pada awalnya pria ini sering menulis fiksi, namun lama-kelamaan iapun tertarik untuk menulis dokumneter, mengapa seperti itu? Karena dokumenter berangkat dari kisah nyata dan tidak dibuat-buat artinya sesuai dengan fakta dilapangan, maka dari itu menulis naskah itu salah satunya mengeluarkan ide yang ada dalam diri kita.