Mohon tunggu...
Aspianor Sahbas
Aspianor Sahbas Mohon Tunggu... profesional -

alumni pascasarjana Jayabaya,bekerja di Indonesia Monitoring Political Economic Law and Culture for Humanity (IMPEACH)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Demokrat Ibarat Gadis Cantik

19 September 2014   00:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH : ASPIANOR SAHBAS

Politik itu selalu berkembang dinamis. Setiap saat bisa berubah. Inilah yang mungkin bisa terjadi pada Partai Demokrat. Sebagai kekuatan penyeimbang Partai Demokrat bisa bergabung ke koalisi merah putih atau bergabung ke koalisi Jokowi-JK.

Seperti halnya dalam pembahasan RUU Pilkada. Partai Demokrat sudah membuat pernyataan untuk mendukung Pilkada secara langsung. Dengan sikap seperti itu maka peta kekuatan koalisi merah putih untuk bisa menggolkan Pilkada secara tidak langsung menjadi berubah. Artinya koalisi merah putih akan gagal memenangkan pertarungan untuk mengesahkan RUU Pilkada melalui DPRD. Karena dengan membelotnya Partai Demokrat koalisi merah putih tidak lagi menjadi koalisi mayoritas di Parlemen.

Lantas bagaimana dengan pertarungan memperebutkan paket pimpinan DPR? Jika permainan politik Partai Demokrat sama dengan permainan untuk menggolkan RUU Pilkada yang memihak kepada koalisi Jokowi-JK, maka lagi-lagi koalisi merah putih akan keok menghadapi koalisi Jokowi-JK.

Partai Demokrat harus cerdas membaca dinamika koalisi di parlemen. Mereka harus mempunyai daya tawar yang kuat, baik untuk kekoalisi merah putih maupun untuk ke koalisi Jokowi-JK.

Jika Partai Demokrat ingin menjadi pimpinan DPR dari koalisi merah putih, maka mereka harus menawarkan ke koalisi merah putih agara merekalah yang diusulkan sebagai ketua dalam usulan paket pimpinan dewan. Demikian pula sebaliknya jika koalisi Jokowi-JKingin mendapat dukungan dari Partai Demokrat, maka koalisi Jokowi-JK juga harus mengusulkan ketua DPR dari Partai Demokrat.

Dengan melakukakan bargaining position seperti itu, bagi PDI-P tidak ada pilihan lain selain harus mendukung Partai Demokrat. Sebab, jika PDI-P tidak mengajak Partai Demokrat untuk bergabung ke koalisi mereka, maka PDI-P akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pimpinan kursi dewan. Jika bergabung dengan Partai Demokrat, PDI-P masih berpeluang untuk mendapatkan kursi pimpinan dewan walalupun hanya dijajaran Wakil Ketua.

Jadi, dalam konteks ini Partai Demokrat sangat mungkin bermain cantik untuk menjadi penentu atau merebut pengaruh dalam koalisi merah putih maupun dalam koalisi Jokowi-JK. Dan kita yakin dan percaya, SBY sebagai pimpinan Partai Demokrat yang sudah cukup berpengalaman, banyak memakan asam garam kehidupan politik akan sangat paham kemana dia akan melabuhkan partainya.

Hari ini harus diakui semua kekuatan politik di parlemen sangat membutuhkan Partai Demokrat untuk memperkuat koalisi mereka masing-masing. Bargaining position Partai Demokrat dalam konteks ini menjadi sangat strategis. Partai Demokrat ibarat seorang gadis cantik yang menjadi rebutan banyak lelaki. Dia cukup duduk manis untuk menunggu banyak pinangan dari para lelaki.

Politik memang sebuah seni yang bisa dimainkan. Dan seni memang bisa dinikmati oleh para pemainnya, atau juga oleh orang yang menontonnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun