Sebenarnya sangat menarik mencermati ayat yang dikutip Bang Rhoma: <> Mungkin yang perlu diluruskan adalah tafsir "kafir". Kafir memiliki arti  tidak mengenal Allah. Yang kemudian menjadi masalahnya adalah apa makna "tidak mengenal Allah"? Mengenal Allah sesungguhnya tidak terbatas satu agama, dimana masing-masing agama memberikan tuntunan untuk hidup dengan cara terberkati. Jika hidup yang terberkati adalah hidup yang memberi berkat bagi sesama, maka bahkan tidak terbatas mereka yang beragama saja. Orang yang mengenal Allah/Kehidupan dapat digambarkan dengan orang yang mampu melihat bagaimana kehidupan ini memberkahi semuanya, sehingga Allah/Sumber Kehidupan bisa digambarkan dengan kenyataan "matahari yang bersinar bagi orang baik dan jahat". Jadi justru pemimpin yang tidak lagi membeda-bedakan kelompok entah ras-suku-agama-golongan serta orang baik dan jahat itulah pemimpin yang siap memfasilitasi perbaikan dan membuat perubahan-perubahan dari bermasalah menjadi kesejahteraan. Jokowi dan Ahok, adalah pasangan berbeda agama dan ras yang merepresentasikan berbaurnya pluralitas untuk satu tujuan yakni kebersamaan dan langkah-langkah kepemimpinan sebagaimana mereka telah terlihat dalam mengayomi wong cilik dan memberdayakan wong cilik untuk menggapai kesejahteraan. Jokowi banyak diberitakan sebagai pemegang nominasi walikota terbaik di dunia karena langkah-langkah nyata bagaimana berkomunikasi dengan rakyat untuk melakukan langkah-langkah pembangunan yang sesuai kebutuhan rakyat dan didukung rakyat. Ahok juga banyak melakukan langkah-langkah serupa sehingga mereka bisa disebut sebagai pemimpin yang amanah. -- Salam perubahan... ♥.^_^. Sony H. Waluyo -------------------- [Catatan: Penulis bukan warga DKI Jakarta dan bukan anggota parpol, hanya sekedar mengamati isu yang menarik dan aktual ini] ** ** **
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H