Jingga ..
Aku rindu mendengar lajunya kereta menuju stasiun pemberhentian  terakhir. Di kereta itu dua puluh enam  tahun . Kita merasakan desakan kereta. Tidur di lantai kereta, tangis bayi mungil yang menghias telinga kita, merengek untuk disusui.
Jingga...
Kenangan dimana kami masih berjuang meniti tangga pertama dalam kehidupan. Satu demi satu tangga kita naik bersama terkadang jatuh, terkadang terseok bahkan banjir air mata.
Bukan karena materi yang tak dapat terpenuhi namun ujian kehidupan itu teramat perih bahkan luka itu pun lama mengering.
Bukan karena dirimu, rasa lelah sering hadir namun ketidaksukaan merekalah yang membuat aku lelah. Bahkan fitnah paling keji pun hinggap melumuri tubuhku.
Namun aku tetap berdiri tegap karena janji yang pernah kita ucapkan dan perjuangan untuk bersama yang selalu menyembuhkan luka itu.
Jingga... 19051995/19052021
Hari ini tangga ke 26 telah kita jalani. Berharap di tangga ini sisa sisa kepedihan itu akan memudar dan perlahan menghilang walau kau tahu butuh waktu yang lama.Â
Buah hati dari cinta kita pun telah  dewasa, mereka pun telah memahami kejamnya dunia. Merekapun sekarang mampu membela ibunya dari sebilah pedang bermata dua.Â
Jingga...