Mungkin anak anak sekarang tak merasakan bagaimananya sensasi masak jam tiga pagi. Mereka masih terlelap tidur, terbuai dengan mimpi hingga sahur pun harus dibangunkan terkadang susah dibangunkan.
Tanpa mereka sadari,mereka terlena dengan suasana itu. Jangankan memasak di waktu sahur untuk membuat teh saja di waktu berbuka pun harus di suruh terlebih dahulu.
Namun di jaman Asni dari belia diajarkan bagaimana bangun di waktu sahur untuk membantu mama, memasak di dapur. Sekedar mengupas bawang atau menyiapkan piring di atas meja makan.Â
Setiap memasuki bulan puasa, keluarga kita punya tradisi di saat sahurÂ
1. Menyimpan nasi dengan cara unikÂ
Menjelang tidur, kita selalu di suruh menanak nasi, setelah tanak nasi dimasukkan dalam wadah nasi, lalu di bungkus dengan kain berlapis lapis hingga susah untuk diikat lagi. Setelah itu di simpan di bawah kasur dengan tujuan agar nasi tetap panas. Adakah yang merasakan seperti Asni.?Â
Karena di jaman itu belum ada alat pemanas nasi. Jadi dengan  menggunakan  cara tradisional.
2. Setiap anak di beri jadwal untuk menyiapkan menu sahur.Â
Salah satu kita, akan dibangunkan papa untuk bangun dan memasak untuk sahur. Setiap anak mendapatkan giliran untuk menyiapkan menu sahur.Â
Apalagi yang tidak puasa,lebih parah lagi dari yang puasa. Bisa dua kali pekerjaan, menyiapkan menu berbuka dan menu sahur.Â
Karena Asni punya penyakit asma, jadi di malam ke empat selalu di gantikan oleh kakak karena jatuh sakit.Â