Masa kecilku termasuk masa kecil yang bahagia, dengan keluarga yang penuh dengan keakraban, walau sedikit keras, keinginan orangtua yang menginginkan anak anaknya menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab dengan apa yang dipilih dan dikerjakan.Â
Masih lekat dalam ingatan, bagaimana keluarga kami mengisi waktu menjelang berbuka, setelah semua selesai mengaji dan adik-adik mama menyiapkan menu berbuka.
Sedangkan kita duduk menemani papa sembari menonton tivi, waktu itu tivi yang kami punya masih layar hitam putih.
Sedangkan papa duduk di kursi rotan kerajaannya, Â kursi yang tak pernah beranjak dari tempatnya.Â
Sembari menunggu berbuka, papa sering bercerita atau  mendongengkan kisah si kancil, timun emas.
Isi dongeng yang bisa di jadikan pelajaran dalam menjalani kehidupan atau sekedar tebak tebakan yang kalau dipikir sekarang tak masuk akal dan tidak nyambung.
Jujur kita bukanlah keluarga yang bebas bermain di luar rumah, sewaktu kecil paling jauh di halaman rumah bermain lompat karet,kelereng, palak babi dan sebagainya.
Papa lebih senang kita berada dalam rumah apa lagi dalam suasana Ramadhan kata papa lebih baik mengisi dengan kegiatan yang bermanfaat.
Bercerita tentang kehidupan papa di jaman dahulu, bagaimana kehidupan yang tak mudah karena saat itu papa hidup di empat jaman jaman Jepang, Belanda, Order lama dan Order baru.